ANALISIS LABA
KOTOR
Keuntungan
/ laba kotor adalah selisih hasil penjualan terhadap harga pokok barang yang
dijual. Sebagaimana diketahui hasil penjualan merupakan perkalian antara volume
terhadap harga satuan barang yang dijual. Sedangkan harga pokok barang yang
dijual adalah perkalian antara volume yang dijual terhadap harga pokoknya
(bahan baku, buruh dan biaya pabrik lainnya).
Faktor
yang mempengaruhi keuntungan kotor adalah perubahan salah satu atau kombinasi
dari hal-hal sebagai berikut :
- Perubahan jumlah satuan fisik produk yang dijual
- Perubahan dari jenis-jenis produk campuran atau penjualan campuran.
- Perubahan dalam unsur biaya produksi (bahan baku, biaya buruh, dan biaya pabrik lainnya).
Untuk
tujuan analisis keuntungan kotor ini perlu ditetapkan dasar sebagai faktor
pembanding baik bersumber dari data akuntansi yang lampau atau tahun tertentu
yang dipilih maupun berupa standar atau anggaran harga dan biaya produksi
produk yang akan dijual. Analisis keuntungan kotor dapat dihitung melalui pendekatan
dengan beberapa metode sebagai berikut:
1. Analisis keuntungan
kotor berdasarkan data historis
Untuk menguraikan analisis atas
dasar data historis atau periode sebelumnya, maka diperlukan data-data
akuntansi yang berkaitan dengan laporan hasil usaha periode sebelumnya dan
kemudian diperbandingkan dengan laporan hasil usaha periode berjalan.
2. Analisis keuntungan
kotor berdasarkan biaya standar dan anggaran
Untuk menguraikan analisa
keuntungan kotor berdasarkan biaya standar dan anggaran laporan hasil usaha
dengan metode biaya standar, di perbandingkan dengan laporan hasil usaha aktual
pada periode tahun berjalan.
Perencanaan Keuntungan Penjualan
dan Biaya
Untuk
mengetahui kemampuan menghasilkan laba suatu perusahaan atau yang masih tersembunyi
sangat diperlukan analisis biaya kegiatan laba (BKL). Analisis BKL ini
merupakan faktor kunci dalam dasar pengambilan keputusan meliputi pemilihan
jenis produk, penetapan harga jual produk, strategi pemasaran dan penggunaan
fasilitas produksi (Garrison, 1997). Jadi dengan melakukan analisis BKL ini
seorang manajer dengan cepat mampu mengambil keputusan teknis terhadap
perubahan-perubahan variabel yang berpengaruh.
Untuk
mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba, perlu dihitung titik impas
(Break Event) yang dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam
operasinya, perusahaan tersebut tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian (Munawir, 1996). Suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan
(CM), yaitu pendapatan penjualan dikurangi biaya variabel total, hanya dapat
digunakan untuk menutupi biaya tetap saja (Mulyadi, 1993). Analisis titik impas
merupakan suatu cara untuk mengetahui batas penjualan minimum agar perusahaan
tidak merugi, tetapi belum memperoleh laba.
Analisis Titik Impas
Analisis
titik impas dan hubungannya terhadap analisis biaya, volume dan biaya
keuntungan merupakan sarana bagi manajemen dalam mempersiapkan perencanaan
keuntungan, penetapan kebijaksanaan dan alat untuk mengambil keputusan.
Analisis titik impas sangat bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara yang berbeda namun tetap berkaitan yaitu (Rony, 1990):
1.
Pertimbangan tentang produk baru
dalam menentukan beberapa tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan
memperoleh laba.
2.
Sebagai kerangka dasar penelitian
pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.
3.
Membantu manajemen dalam
menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap karena
otomisasi kerja dengan peralatan yang canggih.
Analisis
titik impas merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui pada titik berapa
hasil penjualan sama dengan jumlah biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh
keuntungan atau kerugian. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dilakukan
pemisahan biaya tetap dengan biaya variabel secara jelas dan benar. Biaya
variabel mencakup biaya bahan baku variabel, biaya buruh langsung, biaya pabrik
lainnya, biaya administrasi dan pemasaran yang variabel. Sedangkan biaya tetap
meliputi biaya pabrik lainnya, biaya administrasi tetap dan biaya pemasaran
tetap.
Margin Kontribusi
Margin
kontribusi dapat diartikan sebagai jumlah yang tersisa dari penjualan setelah
dikurangi biaya variable. Nilai dari margin kontribusi dapat digunakan untuk menutupi
biaya tetap dan untuk mendapatkan laba pada periode tertentu (Garrison, 1997).
Margin kontribusi ini selalu digunakan untuk menutupi biaya tetap selama biaya
tetapnya belum tertutupi sampai dengan batas titik impas suatu perusahaan atau
dapat dikatakan sebagai pengurangan potensi kerugian yang ditunjukkan oleh
biaya tetap, namun setelah semua biaya tetap tertutupi (diatas titik impas),
margin kontribusi berfungsi sebagai penghasil laba.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa selama perusahaan berproduksi dibawah titik impas, maka
margin kontribusi berfungsi sebagai pengurangan potensi kerugian yang digunakan
untuk menutupi biaya tetap. Pengurangan potensi kerugian akibat adanya biaya
tetap akan sebanding dengan kenaikan margin kontribusi persatuan untuk setiap satuan
tambahan yang terjual. Setelah produksi perusahaan berada diatas titik impas
maka margin kontribusi berperan sebagai penghasil laba. Pada kondisi ini
kenaikan laba bersih keseluruhan sebanding dengan margin kontribusi yang
dihasilkan.
Margin
kontribusi dapat dinyatakan dengan nilai mata uang atau dengan perbandingan
relatif. Perbandingan relatif margin kontribusi terhadap penjualan total
disebut nisbah margin kontribusi (nisbah M/K) atau nisbah laba volume (nisbah
L/V), (Garrison, 1997). Nisbah MK dapat menggambarkan dengan cepat pengaruh
perubahan margin kontribusi jika terjadi perubahan penjualan.
Contoh Analisis
Analisis
keuntungan kotor adalah selisih hasil penjualan terhadap harga pokok barang
yang dijual. Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya bahwa hasil penjualan
merupakan hasil perkalian antara volume terhadap harga satuan barang yang
dijual. Sedangkan harga pokok barang yang dijual adalah perkalian antara volume
barang yang dijual terhadap harga pokoknya (bahan baku, buruh dan biaya overhead
pabrik). Untuk menganalisis penyebab bertambah atau berkurangnya keuntungan
kotor adalah sama dengan analisa selisih dalam biaya standar disamping
data-data historis mengenai harga dan biaya tahun-tahun sebelumnya.
Analisa
laba kotor merupakan selisih hasil penjualan terhadap harga pokok barang yang
dijual. Berikut ini data-data mengenai hasil penjualan dan harga pokok
penjualan yang ditetapkan melalui metode perusahaan seperti termuat dalam tabel
di bawah ini
Perhitungan Laba Kotor Nata de Coco
Koktail
Uraian
|
HASIL PENJUALAN
|
HARGA POKOK PENJUALAN
|
|||
Kuantitas (Unit)
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
HPP Per Unit (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
|
Standar (Periode Lalu)
|
4.169
|
800
|
3.335.200
|
551
|
2.297.119
|
Laba Kotor
|
1.038.081
|
||||
Aktual (Periode
Berjalan)
|
5.680
|
800
|
4.544.000
|
545
|
3.095.600
|
Laba Kotor
|
1.448.400
|
Kalkulasi
laba kotor dari tabel penjualan dan harga pokok penjualan standar (periode
lalu) diatas adalah Rp 1.038.081,- dan pada tabel penjualan dan harga pokok
penjualan aktual (Periode berjalan) adalah Rp 1.448.400,- yang berarti laba
kotor aktual mengalami kenaikan sebesar Rp 410.319,- dibandingkan periode lalu.
Analisa
angka-angka pada perhitungan penjualan dan harga pokok penjualan aktual
(periode berjalan) bila dibandingkan dengan data-data harga penjualan dan harga
pokok penjualan yang telah dianggarkan (periode lalu), maka akan diperoleh dua
penyebab utama perbedaan atau kenaikan tersebut yakni harga jual dan kuantitas
produk yang dijual serta harga pokok penjualan dan volume produk yang dijual.
Analisis perbedaan dimaksud dibagi dalam tiga tahap yaitu kalkulasi selisih
disebabkan harga jual, dan kuantitas penjualan, kalkulasi selisih disebabkan
harga pokok penjualan dan kuantitas biaya, serta selisih disebabkan penjualan
campuran dan kuantitas penjualan terakhir.
Kalkulasi Selisih Harga Jual –
Kuantitas Penjualan Nata de Coco
Uraian
|
Kuantitas (Unit)
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Realisasi Penjualan
Aktual
|
||||
Kuantitas Aktual x
Harga Aktual
|
5.680
|
800
|
4.544.000
|
|
Kuantitas Aktual x
Harga Standar
|
5.680
|
800
|
4.544.000
|
|
Selisih disebabkan
Harga Jual
|
0
|
|||
Penjualan Standar
|
||||
Kuantitas Aktual x
Harga Standar
|
5.680
|
800
|
4.544.000
|
|
Kuantitas Standar x
Harga Standar
|
4.169
|
800
|
3.335.200
|
|
Selisih disebabkan Kuantitas-
Penjualan
|
1.208.800
|
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa hasil kalkulasi yang disebabkan adanya selisih harga jual adalah nol, hal
ini mengindikasikan bahwa antara harga jual standar (periode lalu) dan harga
jual aktual (periode berjalan) pada analisis tidak terdapat perbedaan, sehingga
tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian. Sedangkan hasil kalkulasi selisih
yang disebabkan adanya perubahan kuantitas adalah Rp 1.208.800. Hal tersebut
merupakan selisih yang menguntungkan. Hasil kalkulasi yang disebabkan harga
pokok penjualan dan kuantitas biaya dapat dilihat pada tabel seperti
berikut.
Kalkulasi Selisih Harga Pokok
Penjualan – Kuantitas biaya Nata de Coco Koktail
Uraian
|
Kuantitas (Unit)
|
HPP Per Unit (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Realisasi Penjualan
Aktual
|
||||
Kuantitas Aktual x
Harga Aktual
|
5.680
|
545
|
3.095.600
|
|
Kuantitas Aktual x
Harga Standar
|
5.680
|
551
|
3.129.680
|
|
Selisih disebabkan
Harga Jual
|
(34.080)
|
|||
Penjualan Standar
|
||||
Kuantitas Aktual x
Harga Standar
|
5.680
|
551
|
3.129.680
|
|
Kuantitas Standar x
Harga Standar
|
4.169
|
551
|
2.297.119
|
|
Selisih disebabkan
Kuantitas- Penjualan
|
832.561
|
Hasil kalkulasi selisih harga pokok
penjualan dan kapasitas biaya menghasilkan selisih yang disebabkan adanya
perbedaan antara harga pokok penjualan aktual (periode berjalan) dan harga
pokok penjualan (Periode lalu) yang menghasilkan selisih Rp 34.080, hal ini
merupakan surplus atau keuntungan yang diterima perusahaan dengan metode
perhitungan harga pokoknya, karena harga pokok penjualan aktual (periode
berjalan) menjadi lebih kecil dari harga pokok penjualan standarnya (Periode
lalu), sehingga semakin besar keuntungan yang diterima perusahaan karena
selisih antara harga pokok penjualan dan harga jual aktual (periode berjalan)
lebih besar dari selisih harga pokok penjualan dan harga jual standar (periode
berjalan). Hasil selisih gabungan kemudian memperlihatkan jumlah keuntungan
ataupun kerugian yang ditimbulkan adanya penjualan campuran dan kapasitas
penjualan terakhir dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Kalkulasi Selisih Penjualan
Campuran dan Kuantitas Penjualan Terakhir Nata de Coco Koktail
Uraian
|
Jumlah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
|
Selisih disebabkan
Harga Jual
|
0
|
||
Selisih Bersih
disebabkan Kuantitas:
|
|||
Selisih disebabkan
Kuantitas Penjualan
|
1.208.800
|
||
Selisih disebabkan
Kuantitas Biaya
|
832.561
|
||
Nilai Selisih
|
376.239
|
||
Selisih disebabkan
Harga Pokok Penjualan
|
34.080
|
||
Pertambahan Bersih
dalam Laba Kotor
|
410.319
|
Berdasarkan
tabel di atas diketahui bahwa laba kotor yang dihasilkan akibat adanya selisih
harga adalah nol, atau tidak terdapat adanya keuntungan, Hal ini disebabkan
karena selama periode analisis tidak terjadi perubahan harga dari harga yang
ditetapkan sebelumnya, Harga jual nata de coco koktail merupakan harga yang
diterima perusahaan adalah mengikuti harga pasar, sehingga perusahaan bertindak
sebagai price taker atau penerima harga.
Hasil
selisih bersih yang disebabkan adanya kenaikan jumlah kuantitas aktual dari
jumlah kuantitas produksi dari yang telah ditetapkan sebelumnya adalah Rp
376.239,- hal tersebut merupakan keuntungan atau surplus yang diterima
perusahaan. Selisih yang disebabkan harga pokok adalah Rp 34.080. Hal ini
merupakan keuntungan yang diterima perusahaan karena adanya penurunan harga
pokok penjualan per unit dari harga pokok penjualan per unit standar (periode
lalu), sehingga keuntungan yang diterima perusahaan dari selisih harga jual dan
harga pokok penjualan aktual adalah lebih besar jika dibandingkan selisih harga
jual dan harga pokok penjualan per unit standar (periode lalu).
Makalah bisa di download disini gann.. kurang baik yaopo aku .. :v salam satu COPAS ANJIRRR......... MAKALAH LABA BOSOK. eh KOTOR!!
No comments:
Post a Comment