Imam Hasanuddin (Contac Person +62823 - 3132 - 0823

My photo
lumajang, lumajang/jawa timur, Indonesia
STIE WIDYAGAMA LUMAJANG

Saturday 22 October 2016

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN SISTEM BIAYA PESANAN

TUGAS KELOMPOK 10
AKUNTANSI MANAJEMEN
 “Sistem Biaya Pesanan”

  Dr. H. Oyong Lisa, SE.MM.CMA.,AK.CA.CIBA





 oleh
Imam Hasanuddin         214132188

AK B2

STIE WIDYA GAMA LUMAJANG

Jalan Gatot Subroto No. 04 Lumajang Telp. (0334) 881924

Website:www.stiewiga-lumajang.sch.id



2016


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas kehendaknya maha pengasih atas segala rizky yang ada dilangit dan di bumi, maha penyayang terhadap seluruh  makhluknya, maha mengetahui dan mampu membolak - balikan hati hambanya.
Syukur alhamdullillah seiring waktu yang berlalu dan seiring hari yang berganti, tak terasa tugas makalah ini dapat kami selesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, para keluarganya dan para sahabat. Walau jauh sekali dari sempurna karna masih banyak kekurangan dan kekeliruan, tetapi kami telah berusaha dengan segala kekurangan dan keterbatasan semoga tugas makalah kami membawa berkah untuk kami dan manfaat untuk seluruh para pembaca.
Akhirnya dengan penuh berkah dan rahmat kami rasakan dalam penyelesaian tugas makalah ini atas izin Allah SWT, untuk itu kiranya perkenankanlah kami mengucapkan terimaksih untuk semua pihak yang telah memberi pengarahan, bimbingan dan dorongan kepada :
1.      Bapak Drs. H. Hartono, MM. selaku ketua STIE WIDYA GAMA LUMAJANG
2.      Bapak Noviansyah Rizal, S.E., MM selaku ketua  program studi AKUNTANSI
3.      Bapak Dr. H. Oyong Lisa, SE.,MM.,CMA.,AK.CA.CIBA selaku Dosen Akuntansi Manajemen
4.      Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya kepada Allah kita kembalikan semuanya, semoga atas kebaikan dan jasa- jasa kalian dibahas oleh Allah SWT  Amin Amin Ya Robbal Alamin.


Lumajang,  September 2016

                                                                                                              
       Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................     1
DAFTAR ISI......................................................................................................    2
BAB I.         PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang............................................................................    3
B.       Rumusan Masalah.......................................................................     4
C.       Tujuan dan Manfaat....................................................................     4
BAB II.      PEMBAHASAN
A.       Sistem Biaya Proses dan Biaya Pesanan.....................................     5
B.       Ilustrasi Sistem Akuntansi Biaya Perpectual...............................      7
C.       Catatan – Catatan dan Transaksi Bisnis......................................     8
BAB III.   PENUTUP
A.       Kesimpulan..................................................................................  15
B.       Kritik dan Saran..........................................................................   16
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang
Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen didalam mengendalikan perusahaan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka disusun sebuah laporan keuangan yang di dalamnya termasuk juga ada suatu sistem biaya proses dan biaya pesanan, yang mencatat tentang biaya perusahaan yang memproduksi pesanan dan biaya perusahaan yang memproduksi barang-barang.
sistem biaya proses dan biaya pesanan ini dirancang untuk mengendalikan biaya perusahaan dan diCatatan  kemudian diakumulasikan untuk bahan informasi pada biaya-biaya bahan mentah, teneaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk tiap-tiap pekerjaan. Harga jualan dari pekerjaan dapat dibandingkan dengan total biaya dari pekerjaan tersebut. untuk pekerjaan (bahan mentah, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) dapat dianalisi untuk tujuan pengendalian dan dapat digunakan sebagai suatu dasar harga yang akan datang dari masing-masing pekerjaan atau dari masing-masing proses.
Jadi dengan suatu sistem ini maka pihak manajemen mampu mengendalikan biaya-biaya perusahaannya.


    B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ambil untuk penyusunan makalah ini yaitu :
1.      Apakah pengertian dari biaya proses dan biaya pesanan
2.      Bagaimana ilustrasi sistem akuntansi biaya perpectual
3.      Menjelaskan catatan – catatan
          C.  Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui aktifitas komersial yang dapat dilakukan telephone seluler dalam bisnis.
2.      Untuk mengetahui manfaat menggunakan teknologi dalam bisnis
3.      Untuk mengetahui kelemahan menggunakan perangkat dalam bisnis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Biaya Berdasarkan Pesanan dan Biaya Berdasarkan Proses
Sistem job order dirancang untuk mengawasi biaya perusahaan dalam menghasilkan atau mengerjakan masing-masing pekerjaan pesanan. Misalnya, sebuah percetakan berdasarkan pesanan mungkin akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Sebuah perusahaan yang membuat perahu pesiar berdasarkan pesanan juga akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Dalam sistem seperti itu catatan biaya tertentu dibuat untuk masing-masing pekerjaan. Catatan tersebut dengan demikian mengumpulkan informasi mengenai biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pekerjaan. Harga jual pesanan dapat dibandingkan dengan total biaya pesanan tersebut; dan ketiga unsur biaya pesanan tersebut (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) dapat dianalisa untuk keperluan pengawasan dan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pekerjaan yang sama dimasa datang.
Sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dirancang untuk mengawasi biaya bagi perusahaan yang menghasilkan barang secara massal. Misalnya, industri pengolahan makanan dapat menghasilkan ribuah kaleng makanan dalam sehari. Tekanan pengawasan dalam pabrik ini bukanlah pada unit atau pekerjaan satu per satu (kaleng makanan) tapi tekanan diarahkan pada pengawasan proses operasi dalam pabrik. Sebuah pabrik yang menghasilkan komponen mobil secara missal. sebagai contoh, dapat dibagi menjadi empat departemen: departemen pemotongan, departemen trimming, departemen perakitan, dan departemen pengecatan. Dalam suatu sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, catatan biaya dibuat menurut departemen (dan bukannya menurut masing-masing pesanan). Ketiga unsur biaya (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dapat dianalisa dan dikendalikan untuk setiap departemen.
Perbedaan secara umum, karakteristik Penentuan harga pokok pesanan dan proses, masing-masing metode tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Metode kalkulasi harga pokok (chost accumulation method) :

Biaya Pesanan
(Job Order Costing)
Biaya Proses
(Process Costing)
Harga Pokok
Biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan/ kontrak/ jasa secara terpisah dan setiap pesanan/kontrak/ jasa dapat di-pisahkan identitasnya
Biaya dikumpulkan untuk setiap/satuan waktu tertentu
Dasar kegiatan
Pesanan langganan
Budged produksi / skedul produksi
Tujuan Produksi
Melayani pesanan
Persediaan yang akan dijual
Sifat produksi
Intermiten
Kontinyu
Bentuk produksi
Tergantung spesifikasi pemesan dan dapat dipisahkan identitasnya
Homogen/standar
Biaya produksi dikumpulkan
Setiap pesanan (sesuai dengan biaya yang dinikmati)
Setiap satuan waktu
Kapan biaya produksi dihitung
Pada saat pesanan selesai
Pada akhir periode /satuan waktu
Harga pokok dihitung dengan
Harga pokok pesanan tertentu dibagi Jumlah produk pesanan
Harga pokok pada persentase tertentu dibagi jumlah produk pada periode ybs.
Contoh
Percetakan, kontraktor me-bel, konsultan, kantor akun-tan, karoseri dan lain-lain
Kertas, tekstil, botol, semen, air minum, petrokimia dll








B.      
NERACA AWAL BARANG DALAM PROSES
BAHAN MENTAH YANG DIGUNAKAN DLAM PRODUKSI
OVERHEAD PABRIK YANG DIGUNAKAN UNTUK PRODUKSI
TENAGA KERJA LANGSUNG YANG DIGUNAKAN DALAM PRODUKSI
DALAM PROSES
Erkiraan aktiva lancar)
ILUSTRASI AKUNTANSI BIAYA
(menggambarkan inventaris prepetual)
INVENTARIS BAHAN MENTAH DAN PERSEDIAAN
(Perkiraan Aktiva Lancar)
Neraca awal bahan mentah dan persediaan
Pembelian bahan mentah dan persediaan
Bahan mentah langsung yang ditransfer ke produksi
Peralatan tidak langsung yang digunakan dalam pabrik
Perolehan bahan mentah dan persediaan
OVERHEAD Pabrik
(perkiraan sementara)
PERKIRAAN TAK LANGSUNG YANG DIGUNAKAN
BIAYA OVERHEAD LAIN (LISTRIK, PENYUSUTAN, ASURANSI)
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
OVERHEAD PABRIK YANG DIGUNAKAN
PEROLEHAN OVERHEAD PABRIK
INVENTARIS BARANG JADI
(perkiraan aktiva lancar)
Neraca awal barang jadi
Harga pokok barang jadi
Harga pokok barang yang dijual
Total biaya barang jadi meliputi bahan mentah. Tenaga kerja langsung. Dan over head pabrik
NERACA PRODUK BARANG DIJUAL
(perkiraan biaya)
Harga pokok barang yang dijual
Total biaya, daftar pembayaran upah meliputi tenaga kerja langsung dan tak langsung
Perubahan tenaga kerja
Biaya kerja tak langsung
biaya tenaga kerja langsung
UPAH TENAGA KERJA
(perkiraan sementara)
Ilustrasi Sistem Akuntansi Biaya Perpetual ( Illustration Of Cost Prepetual Accounting System   





Peta konsep : Sist. Akuntansi Biaya yg menggunakan inventaris prepetual


C.       CATATAN-CATATAN DAN TRANSAKSI BISNIS (Recording and Business transaction)
1.      Akuntansi untuk bahan-bahan (accounting for materials)
Buku besar umum industri manufaktur meliputi perkiraan inventaris yang disebut inventaris bahan mentah dan persediaan (lihat ilustrasi7.1) perkiraan aktiva lancar ini biasanya memiliki neraca debet pada awal dan akhir dari tiap-tiap periode akuntansi. Apabila perusahaan menggunakan beberapa jenis persediaan dan bahan mentah, buku besar umum. Buku besar yang demikian biasanyan disebut buku besar bahan mentah atau buku besar persediaan.
Sebagai catatan-catatan pembantu, buku besar persediaan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Pertama, memelihara kartu catatan untuk jumlah masing-masing bahan mentah yang tersedia. Kedua, bilamana kartu menunjukan  bahwa persediaan telah dicapai pada suatu tingkat tertentu, suatu pesanan dapat ditempatkan untuk penempatan kembali persediaan. Ketiga, catatan-catatan tersebut melengkapi bukti tertulis bahwa seluruh bahan mentah yang dibeli digunakan dalam produksi.
Jika pabrik membutuhkan bahan mentah, suatu dokumen sumber yang di sebut bon permintaan bahan-bahan, dibuat untuk memberi otoritas kepada juru tulis gudang dalam memindahkan bahan-bahan ke pabrik. Bentuk kartu permintaan barang dapat dilihat dalam ilustrasi berikut:
KARTU BUKU BESAR PERSEDIAAN
Perkiraan persediaan No.                                       Batas Pesanan Kembali                              
Nama barang                                                         Jumlah Pesanan Kembali                            
Lokasi dalam gudang                                    
Tgl
Ref
PESANAN
Pemakaian
Neraca
Jml unit
Biaya Unit
Total Biaya
Jml Unit
Biaya Unit
Total Biaya
Jmlh Unit
Biaya Unit
Total Biaya












Jurnal umum yang menunjukkan dua persetujuan pemasukan bahan mentah dan persediaan adalah:
Agustus
19xx


18



30

Inventaris bahan mentah dan persediaan
Utang dagang

Pembelian bahan mentah persediaan dan Z X dengan syarat 2/10 n/30

Inventaris barang dalam proses
Overhead Pabrik
Inventaris bahan mentah dan persediaan


Rp  200.000,00







Rp  100.000,00
Rp    40.000,00


Rp  200.000,00









Rp  140.000,00

Ilustrasi jurnal pemasukan yang pertama adalah pembelian bahan mentah dan persediaan, secara kredit. Perkiraan inventaris bahan mentah dan persediaan didebet untuk tiap-tiap pembelian. Karena itu keseimbangan perkiraan tetap dijaga. Setiap saat perkiraan maupun perkiraan buku besar pembantu (kartu persediaan) dapat ditambah. Contoh, jika Rp. 200.000.000.00.- terdiri dari pembelian Rp. 200.000.000.00.- bagian 123 dan Rp.180.000.000.00.- bagian 435 kemudian Rp.20.000.000.00.- akan dicatat pada kartu persediaan untuk bagian 123 sebagai suatu penambahan (dalam kolom penerimaan) dan Rp.180.000.000.00.- akan dicatat pada kartu persediaan bagia 435 dalam cara yang sama.
BENTUK PERMINTAAN BAHAN
Diperiksa oleh                                                                        Permintaan bulan no                                     
                                       (IXX)
Dikeluarkan oleh :                                                             Tgl                                               Belanja untuk          
             (IXX)                                                                                                       Pekerjaan No.
Nomor Perkiraan Persediaan

Deskriptif
No. Unit
Biaya Unit
Total Biaya





Setiap saat, total seluruh saldo kartu permintaan bahan yang sama dengan saldo perkiraan inventaris bahan mentah dan persediaan dalam buku besar umum.
Ilustrasi jurnal yang kedua adalah pengeluaran sebesar Rp.140.000.000.00.- atas bahan mentah dan persediaan kedalam pabrik dari gudang. Kartu permintaan bahan-bahan akan mendukung dokumen sumber pencatatan ini.
Catatan menunjukan bahwa Rp.100.000.000.00.- atas bahan mentah langsung dikeluarkan untuk pekerjaan produksi. Karena itu, perkiraan inventaris barang dalam proses disebutkan sejumlah itu. Apabila persediaan dan bahan taklangsung (ini tidak termasuk pengguna secara langsung dalam industri produk) dikeluarkan, perkiraan overhead pabrik adalah didebet.anda dapat mengikutinya dalam ilustrasi 7.1. catatan bahwa overhead pabrik adalah suatu perkiraan sementara: neracanya mungkin menjadi bagian dari inventaris barang dalam proses.
Pendukung catatan-catatan pembantu juga harus digunakan dalam perkiraan inventaris barang dalam proses. Catatan-catatan pembantu (buku besar pembantu) untuk inventaris barang dalam proses adlah kartu biaya pekerjaan atau buku besar biaya pekerjaan ilustrasi 7.4. pada bagian berikut adalah bentuk kartu biaya pekerjaan. Kartu (halaman buku besar) dihitung tiap-tiap pekerjaan.
Karena bahan mentah yang sipesan dan dipindahkan darigudang untuk digunakan pada pekerjaan. Perkiraan inventaris barang dalam proses didebet dan perkiraan inventaris bahan mentah dan persediaan dikredit (sperti terliahat dalam contoh di atas). Setiap saat inventaris barang dalam proses didebet, untuk bahan-bahan yang digunakan, kartu biaya pekerjaan yang telah disediakan digunakan untuk mencatat penggunaan bahan-bahan. Kolom pertama pada kartu biaya pekerjaan menunjukkan jumlah rupiah dari bahan-bahan yang digunakan dan reverensi biaya berisi jumlah pesanan bahan.
KARTU BIAYA PEKERJAAN
Pekerjaan No. :                                                   Deskripsi Pekerjaan                                                
                                                                                                                                                                                                  
Tgl. Dimulai :         Tgl Penyelesaian                                                       Tgl Penyelesaian                                             
Bahan Mewah                              Tenaga Kerjah Langsung                         Overhead Pabrik
                                                                                                                              
Bahan Mentah
Tenaga Kerjah Langsung
Overhead Pabrik
Ref
Jumlah
Ref
Jumlah
Ref
Jumlah






Total Biaya Pekerjaan                                                               Komentar    
Bahan Mentah                                                                                                                                                                      
Tenaga Kerja Langsung                                                                                  
                                                                                                                                                                                                  
Harga Penjualan    ============== 
     

2.      Akuntansi untuk tenaga kerja langsung (Accounting for direct labor)
Elemen biaya yang kedua , tenaga kerja langsung, sementara dikelompokkan dalam perkiraan disebut daftar upah tenaga kerja. Lihat kembali ilustrasi 7.1. bilamana daftar upah disampaikan jurnal yang dibuat pertamakali adalah:
19xx
Agustus
25
Daftar upah tenaga kerja
beban pajak (utang)
Gaji yang masih harus dibayar
Rp.    500.000.000,00

Rp    40.000.000,00

Rp  460.000.000,00
Perkiraan daftar upah tenaga kerja melputi biaya tenaga kerja langsung maupun biaya tenagag kerja tak langsung (tenaga kerja penyeliaan ) yang berhubungan seluruh pekerjaan dan overhead pabrik. Oleh karena itu, daftar uaph tenaga keryja perlu dianalisi dan diklasifikasikan kedalam dua kategori tenagag kerja. Pembukuan yang dibuat adlah :
19xx
Agustus

25

Inventaris barang Dalam proses
Overhead pabrik
                Daftar upah tenaga kerja Untuk    pemindahan neraca ke daftar Upah tenaga kerja untuk kartu biaya Pekerjaan (untuk tenaga kerja langsung dan untuk overhead pabrik)

Rp  400.000.000,00
Rp  100.000.000,00



Rp 500.000.000,00
Perkiraan sementara, daftar upah tenaga kerja diperkecil menjadi 0. Biaya tenagag langsung dalam daftar upah tenaga kerja ditentukan sejumlah Rp.400.000.000.00.- oleh karena itu, jumlah ini secara langsung didebet untuk perkiraan inventaris barang dalam proses. Tenaga kerja tidak langsung (Penyelia) didebet untuk perkiraan overhead pabrik, yang mungkin juga bagian dari inventaris barang dalam proses.
Setiap waktu perkiraan inventaris barang dalam proses didebat untuk tenaga kerja langsung, kartu biaya pekerjaan pendukung harus disesuaikan. Biaya tenaga kerja tidak langsung dimasukkan pada kartu biaya pekerjaan bagi pekerjaan-pekerjaan yang dimasukkan. Misalnya, sejumlah Rp.400.000.000.00.- biaya tenaga kerja telah digunakan sebagai berikut: Rp.100.000.000.00.- dari tenaga kerja langsung untuk pekerjaan 241, Rp.50.000.000.00.- tenaga kerja langsung untuk pekerjaan 244, dan Rp.250.000.000.00.- tenaga kerja langsung untuk pekerjaan 600. Dalam hal ini setiap jumlah akan dimasukkan dalam kartu pekerjaan.
3.      Akuntansi untuk Overhead pabrik (Accounting for Factory Overhead)
`           Seperti yang telah diperhatikan dalam ilustrasi 7.1, perkiraan overhead pabrik adalah suatu peekiraan sementara yang digunakan untuk mengelompokkan biaya iverhead sebbelum menjadi bagiam dari inventaris barang dalam proses. Perkraan overhead pabrik di debet  untuk :
a.       Seluruh perdsediaan bahan-bahan tidak langsung yang dipakai dalam pabrik (ttelah diilustrasikan).
b.      Seluruh biaya tenaga kerja tidak langsung (diilustrasikan)
c.       Seluruh bagian overhead pabrik yang lain, penyusutan asuaransi pabrik, pajak pabrik, san sebagaina.
Seperti  baian overhead  pabrik lain yang dikeluarkan, perkraan overhead pabrik di debet dan kas, utang dagang, penyusutan akumulatif, atau beberapa perkiraan yang lain di kredit, tergantung pada keadaan. Sebagiam besar perusahaan juga membuat catatan pada sebuah buku besar pembantu untuk overhead pabrik. Buku besar tersebut hanya memliki satu halaman buku besar untuk  tiap-tiap jenis overgead. Jika perkiraan overhead pabrik dalam buku besar umum di debet, perkiraan overhead secara rinci, bahwa perkiaraan overhead pabrim di kredit dan perkiraan inventaris barang dala proses. Ayat jurnal umum dibuat untuk mencatat pemindahan ini sebagai berikut :
19xx
Agustus

25

Inventaris barang Dalam proses
Overhead pabrik untuk membebankan
Overhead pabrik pada pekerjaan



Rp  300.000,00






Rp  300.000,00

Proses pemindahan overhead untuk barang dalam proses biasanya dibuat menurut taksiran dasar, lkarena manajemen tidak dapat menunggu sampai akhir periode, yaitu seluruh biaya overheead benar-benar dikeluarkan dan dicatat. Katu biaya pekerjaan harus disusun secara harian agar seluruh biaya dapat dikendalikan secara efektif. Contoh, beberapa pekerjaan telah diselesaikan dalam pabrik setiap hari. Total biaya dari tiap-tiap pekerjaan tersebut diketahui, sebelm semua baiyaovehead dicatat pada bulan yang bersangkutan (misalnya biaya listik).
Slaah saru cara yang biasa digunakan untuk menaksir overhead yag dibebankan pada pekerjaan-pekrjaan dapat diiliustrasikan dengan contoh berikut. Anggap bahwa perusahaan bermaksud mengeluarkanRp.500.000.00 untuk bisys tenaga kerja langsung, dalam mengerjakan pekerjaan untuk suatu periode akuntansi yang sedang berjalan. Ilustrasi ini menggambarkan estimasi yang terbaik, yang dapat dibuat oleh manajemen. Halini didasarkan pada informasi mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan dan biaya tenaga kerja langsung. Selanjutnya dimisalkan bahwa perusahaan bermaksud untuk mengeluarkan sebesar Rp.400.000.00,- untuk biaya overhead pabrik selama periode yang sama. Halini juga merupakan estimasi manajemen yang terbaik. Jika estimasi tersebut wajar, maka dapat siputuskan bahwa, untuk setiap rupiah dari tenaga kerja langsung, ditaksir biaya overhead pabrik sebesar 80%. Artinyan biaya overhead pabrik diharapkan sebesar 80% dari biaya tenaga kerja langsung, bentuk persamaannya sebagai berikut:
                                
                                              
Tarif overhead pabrik dapat digunakan sebagai dasar untuk memindahkan overhead pabrik kebarang dalam proses dan untuk kartu biaya pekerjaan. Contoh, jika total biaya tenaga kerja langsung setiap hari Rp.10.000.00.- , selanjutnya overhead pabrik ditaksir sebesar n Rp.8.000.00.- (atau 80% dari Rp.10.000.00.-). Pembukuan akan didebet untuk inventaris barang dalam proses (dan untuk kartu biaya pekerjaan) untuk Rp.8.000.00.- dan dikredit untuk perkiraan overhead pabrik. Beberapa perusahaan juga mengkalkulasikan biaya tenaga kerja langsung untuk pekerjaan harian sehiangga angka biaya yang paling akhir dapat digunakan untuk pengendalian.
Pada akhir periode akuntansi, jika estimasi benar maka pada kolom debet perkiraan overhead pabrik akan berjumlah Rp.400.000.00.- (overhead aktual yang dikluarkan), dan pada kolom kredit perkiraan overhead pabrik juga akan sebesar Rp.400.000.00.- (dikalkulasikan sebagai 80% dari Rp.500.000.00.- biaya tenaga kerja langsung).tentu estimasi akan berbeda dari waktu ke waktu.
4.      Akuntansi untuk barang jadi (Accounting for finifhed goods)
Apabila suatu pekerjaan telah selesai, kartu biaya pekerjaan memperlihatkan total biaya dari pekerjaan, meliputi bahan mentah ,tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sekarang pekerjaan menjadi bagian dari barang jadi dan siap untuk dijual. Contoh, anggap bahwa pekerjaan 484 telah dilengkapi dengan total biaya sebesar Rp.32.180,00.- dibukukan sebagai berikut:
19xx
Agsts
30
Inventaris barang jadi
Inventaris barang dalam proses pekerjaan 484


Rp.    32.180,00



Rp. 32.1800,00


Kartu biaya pekerjaan (no.484) akan dipindahkan dari catatan-catatan pembantu pendukung inventaris barang dalam proses dan diarsipkan untuk reverensi yang akan datang. Catatan pembantu untuk barang jadi juga digunakan untuk mendukung perkiraan inventaris barang jadi. Kartu biaya pekerjaan yang lengkap dapat digunakan untuk tujuan ini.
5.      Akuntansi untuk hasil penjualan (Accounting for sales)
Untuk pekerjaan 484 telah dijual seharga Rp.40.00.00.- akan dibuat sebagai berikut:
19xx
September
22
Harga pokok barang yang dijual
Inventaris barang jadi
Piutang dagang
Hasil penjualan
Penjualan pekerjaan 484
Pembiayaan Rp 32.180,00
Untuk  Rp 40.000,00 secara kredit


Rp.    32.180,00

Rp     40.000,00

Rp.    32.180,00

Rp     40.000,00




BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Akuntansi overhead pabrik adalah perkiran sementara yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya untuk menampung seluruh biaya overhead pabrik, meliputi tenaga kerja tidak langsung,dan biaya overhead yang lainny.saldo perkiraan ini dipindah tiap-tiap periode keperkiraan inventaris barang dalam proses
tarif overhead pabrik sering dinyatakan dalam bentuk persen,sehingga biaya overhead pabrik yang diperkirakan merupakan taksiran biaya tenaga kerja langsung,yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik pada pekerjaan-pekerjaan.inventaris barang dalam proses di debet dan perkiraan overhead pabrik dikredit,untuk memindahkan biaya overhead pabrik pada masing-masing pekerjaan dan perkiraan persediaan barang dalam proses.overhead pabrik aktual tidak dipindahkan pada barang dalam proses,karena jumlah yang sebenarnya tidak diketahui dengan pasti selama periode operasi.
daftar upah tenaga kerja adalah suatu perkiraan sementarayang digunakan dalam sistem akuntansi biaya untuk menampung seluruh upah tenaga kerja operasi industri.saldo perkiraan terdiri atas biaya ternaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.biaya tenaga kerja langsung dipindahkan pada perkiraan inventaris barang dalam proes dan biaya tenaga kerja tak langsung menjadfi berbagian dari barang dalam proses.
kartu biaya perkerjaan adalah catatan pembantu yang digunakan untuk mendukung perkiraan inventaris barang dalam proses dalam sistem akuntansi biaya pesanan pekerjaan,kartu biaya pekerjaan ditunjukkan seperti buku besar pembantu barang dalam proses,lihatlah ilustrasi dalam teks.
akuntansi biaya pesanan pekerjaan adalah sistem inventris perpetual dari auntansi dari biaya manufaktur,yang catatan-catatan individualnya digunkan untuk tiap-tiap pekerjaan atau pesanan yang diproduksi dalam pabrik.
B.       KRITIK DAN SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun sedemikian rupa walaupun masih belum sempurna. Jika ada yang kurang di dalam karya tulis ini, kami mohon masukan dari para pembaca agar dalam pembuatan karya tulis selanjutnya bisa lebih baik lagi. Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA
SADELI, Lili M., Haji. 2004. AKUNTANSI MANAJEMEN:sistem,proses,dan pemecahan soal. Jakarta: Bumi Aksara
SADELI. Lili. Siswanto. Bedjo. 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Sinar Grafika


Itulah sedikit ulasan tentang makalah  Akuntansi Manajemen Sistem Biaya Pesanan.
untuk lebih jelasnya bisa kalian download dengan format DOC. diSINI
Trimakasih wasalamualaikum Wr.Wb.



No comments:

Post a Comment