TUGAS KELOMPOK III
AKUNTANSI BIAYA
“Biaya Tenaga
Kerja”
Dr. H. Oyong Lisa, SE.MM.CMA.,AK.CA.CIBA
AKUNTANSI B2
Disusun Oleh:
Ariska Putri. K. 214132208
Imam Hasanuddin 214132188
STIE WIDYA GAMA LUMAJANG
Jalan Gatot Subroto No. 04 Lumajang Telp.
(0334) 881924
Website:www.stiewiga-lumajang.sch.id
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik
maupun mental yang merupakan sumbangsih menusia untuk menghasilkan suatu produk
atau jasa tertentu. Tenaga kerja merupakan satu elemen terpenting dalam setiap
perusahaan atau entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa adanya
salah satu faktor produksi ini. Oleh karena itu, keberadaan tenaga kerja
sangatlah vital dalam sebuah perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa.
Tenaga kerja perusahaan yang telah mengabdikan dirinya pada perusahaan tertentu
tentunya akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau upah yang sesuai dengan
kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja.
Selain berfokus pada imbalan yang akan
diberikan kepada tenaga yang telah memberikan tenaganya pada perusahaan
tersebut, perusahaan juga harus memperhatikan produktivitas yang ada pada
perusahaan tersebut, jangan sampai manajemen perusahaan membiarkan
produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal ini akan menimbulkan dampak
yang buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Produktivitas perusahaan yang
meningkat akan meningkatkan hasil output yang dihasilkan oleh perusahaan,
walaupun peningkatan tidak dalam jumlah kuantitas paling tidak kualitas barang
atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat naik.
Setelah meningkatnya produktivitas
perusahaan dianggap sebuah prestasi, tenaga kerja akan menerima imbalan yang
sesuai pekerjaan. Tenaga kerja akan menerima insentif dari perusahaan yang
artinya juga akan meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.
1.2.
Rumusan Masalah
Makalah
berjudul “AKUNTANSI BIAYA : BIAYA TENAGA KERJA”, dibuat karena terkait dengan
biaya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia dalam sebuah proses
produksi, yaitu tenaga kerja. Berkaitan dengan judul makalah diatas, maka
masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimana
cara penggolongan tenaga kerja?
1.2.2. Haruskahkah
insentif diberikan kepada tenaga kerja saat perusahaan mengalami kenaikan
produktivitas?
1.2.3. Apa
Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja ?
1.3.
Tujuan
Makalah
berjudul “AKUNTANSI BIAYA: BIAYA TENAGA KERJA”, ini dibuat untuk mengetahui:
1.3.1. penggolongan
tenaga kerja yang sesuai.
1.3.2. Harus
atau tidaknya pemberian insentif kepada tenaga kerja saat perusahaan mengalami
kenaikan produktivitas.
1.3.3. Pengaturan
akuntansi untuk biaya tenaga kerja.
1.4.MANFAAT
Berdasarkan
data-data diatas diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis
serta pembaca makalah ini untuk mengetahui:
1.4.1.
penggolongan tenaga kerja yang sesuai.
1.4.2.
Harus atau tidaknya pemberian insentif
kepada tenaga kerja saat perusahaan mengalami kenaikan produktivitas.
1.4.3.
Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga
kerja dan pengendalian.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
BIAYA TENAGA KERJA DAN CARA
PENGGOLONGANNYA.
Tenaga kerja adalah
usaha fisik atau mental yang di keluarkan karyawan untuk mengolah produk, dan
biaya tenaga kerja adalah harga yang di bebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia.
Penggolongan
kegiatan dan biaya tenaga kerja :
1. Penggolongan
menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. Organisasi dalam perusahaan
manufaktur di bagi ke dalam tiga fungsi pokok : pabrik, pemasaran dan
administrasi. Dan bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang merupakan
unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja non pabrik, yang bukan
merupakan unsure harga pokok produksi, yang melainkan unsure biaya usaha. Dengan demikian biaya tenaga kerja perusahaan
manufaktur di golongkan menjadi : biaya tenaga kerja produksi, biaya tenaga kerja
pemasaran, dan biaya tenaga kerja administrasi dan umum.
2. Penggolongan
menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan. Misalnya departemen
produksi suatur perusahaan kertas
terdiri dari tiga departemen : Bagian pulp, bagian kertas, dan bagian penyempurnaan.
Sedangkan departemen non produksi di golongkan menjadi : biaya tenaga kerja
bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia dan lain sebagainya.
3. Penggolongan
menurut jenis pekerjaannya. Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat di golongkan
menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga
kerja di golongkan sebagai berikut: operator, mandor,dan
penyelia(superintendent).
4. Penggolongan
menurut hubungannya dengan produk. Dalam hubungan produk tenaga kerja di bagi
menjadi : tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan
yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat di
usut secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar
dalam memproduksi produk. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang
jasanya tidak secara langsung dapat di usut pada produk dan upahnya pada produk
tidak langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang di tentukan di
muka.
Biaya
tenaga kerja di bagi dalam tiga golongan :
1.
Gaji
dan Upah
Yaitu jumlah gaji dan upah bruto di
kurangi dengan potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan biaya
asuransi hari tua. Dalam perusahaan ada berbagai macam cara perhitungan gaji
dan upah karyawan , salah satu cara adalah dengan mengalihkan tarif upah dengan
jam kerja karyawan.
Akuntansi biaya gaji dan upah di lakukan
dalam empat tahap pencatatan :
a. Tahap
1 : berdasarkan kartu hadir karyawan ( baik karyawan produksi,
pemasaran maupun administrasi dan umum )
, bagian pembuatan daftar gaji dan upah kemudian membuat daftar gaji dan upah
karyawan.
b. Tahap
2 : atas dasar daftar gaji dan upah tersebut bagian keuangan
membuat bukti kas dan cek
untuk pengambilan uang dari
bank.
c. Tahap
3 : Setelah cek diuangkan dibank, uang gaji dan upah kemudian
dimaksudkan dalam amplop gaji dan upah
kemudian dimasukkan kedalam amplop tiap karyawan.
d. Tahap
4 : Penyetoran pajak penghasilan (PPh) karyawan ke kas
Negara.
Insentif
Dalam
hubungannya dengan gaji dan upah , perusahaan memberikan kepada karyawan agar
dapat bekerja lebih baik. Ada beberapa cara pemberian insentif :
a.
Insentif
satuan jam minimum ( straight piecework with a guaranteed hourly minimum plan )
Karyawan dibayar atas dasar tarif
per-jam untuk menghasilkan jumlah satuan output standar. Untuk hasil produksi
yang melebihi jumlah standart tersebut, karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar jumlah
kelebihan satuan output di atas standar kali tarif upah per satuan. Tarif upah
persatuan di hitung dengan cara membagi standar per jam dengan satuan output
standar perjam.
b.
Taylor
differential piece rate plan.
Cara pemberian insentif ini adalah
semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap potong yang lain
untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi tiap
per jam
2.
Premi
Lembur
Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja
lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang lembur dan
premi lembur.
3.
Setup
Time
Seringkali terjadi sebuah pabrik memerlukan
waktu dan sejumlah biaya untuk memulai produksi. Biaya –biaya yang di keluarkan
untuk memulai produksi di sebut biaya pemula produksi ( set up costs). Ada tiga
cara perlakuan terhadap biaya pemula produksi :
1. Dimasukkan ke dalam kelompok biaya
tenaga kerja langsung. Bila biaya pemula produksi dapat
di identifiksasikan pada pesanan tertentu, maka biaya ini seringkali di
masukkan dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung dan di bebankan langsung
rekening barang dalam proses.
2. Dimasukkan sebagai unsur biaya
overhead pabrik. Biaya pemula produksi dapat di
perlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
3. Dibebankan kepada pesanan yang
bersangkutan. Biaya pemula produksi dapat di bebankan
kepada pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri.
Waktu
menganggur ( Idle Time )
Dalam mengolah produk,
seringkali terjadi hambatan – hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan
pekerjaan.
Biaya tenaga kerja
menggambarkan kontribusi manusia, yaitu karyawan perusahaan, didalam kegiatan
perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada didalam perusahaan, biaya tenaga
kerja dikelompokkan ke dalam : ( 1 ) Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi
yang merupakan elemen biaya produksi, ( 2 ) Biaya tenaga kerja untuk fungsi
pemasaran yang merupakan elemen biaya pemasaran, ( 3 ) Biaya tenaga kerja untuk
fungsi administrasi dan umum yang merupakan elemen biaya administrasi dan umum.
Didalam hal ini akan
membahas biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi yang merupakan elemen biaya
produksi yang meliputi ( 1 ) Pengawasan biaya tenaga kerja ( 2 ) Penentuan besarnya
biaya tenaga kerja.
A.
Pengawasan
Biaya Tenaga Kerja
Didalam perusahaan manufaktur, umumnya
biaya tenaga kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga
amat penting dan perlu mengadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja.
Tujuan utama pengawasan biaya tenaga kerja bagi manajemen yaitu supaya dicapai
efisiensi tenaga kerja.
1. Perencanaan dan Analisa Biaya
Tenaga Kerja.
Tahapan di dalam
perencanaan produksi meliputi aktivitas sebagai berikut :
a.
Product engineering ( pengembangan
produk )
Berfungsi membuat
kreasi produk baru atau perbaikan rancangan ( design ) atau bentuk produk yang
sudah ada, dengan tujuan agar dapat menaikkan potensi penjualan produk
perusahaan.
b.
Process engineering ( Teknik Produksi )
Berfungsi agar mengatur
mesin dan peralatan dalam keadaan baik, dan mengatur aliran produk serta
pekerjaan yang dapat menekan jumlah tenaga kerja.
c.
Perencanaan, rute dan schedule ( jadwal
) produksi .
Process engineering
tidak mungkin dapat menekan biaya apabila terjadi kekacauan rute dan schedule
produksi atau terjadi waktu yang menganggur ( idle time ).
2.
Pembagian
Tugas Fungsional di dalam Organisasi yang berhubungan dengan tenaga kerja
beserta tugas-tugas fungsional setiap bagian.
a.
Bagian
Personalia
Fungsi ini meliputi bidang – bidang
sebagai berikut :
1. Hubungan Perburuhan
2. Pelayanan
tenaga kerja
3. Pendidikan dan latihan tenaga kerja
4. Keamanan dan keselamatan tenaga kerja
5. Rekreasi
bagi tenaga kerja
6. Employment,
yang meliputi pencarian, interview dan seleksi, pengangkatan dan penempatan,
promosi, pemindahan, demosi, pemberhentian,penentuan tarif gaji dan upah, cuti
dari tenaga kerja dan sebagainya.
b.
Bagian
Kesehatan ( Poliklinik )
Fungsi ini meliputi bidang-bidang
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan
kesehatan karyawan
2. Pertolongan
pertama pada kecelakaan ( PPPK )
3. Penyelenggaraan
pengobatan
4. Pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan
c.
Bagian
Peneliti Gerak dan waktu
Fungsi ini meliputi bidang-bidang
sebagai berikut :
1. Penelitian
metode kerja
2. Menetapkan
standar produksi
3. Menetapkan gaji dan upah per satuan
d.
Bagian
Perencanaan Produksi
Fungsi ini meliputi bidang-bidang
sebagai berikut :
1. Menyusun
schedule kerja
2. Mengeluarkan
perintah kerja pada bagian produksi
3. Mengeluarkan
bon permintaan bahan atau daftar bahan untuk meminta bahan ke gudang yang akan
dipakai didalam memproses produk
4. Mengeluarkan
kartu jam kerja karyawan
5. Memeriksa
penyebab kelambatan dan kemacetan kerja
e.
Bagian
Produksi
Fungsi ini meliputi bidang-bidang
sebagai berikut :
1. Membagi
pekerja kedalam departemen atau pekerjan untuk melaksanakan kegiatan produksi
2. Bertanggung
jawab atas pengisian waktu hadir pekerja
3. Mengisi
jam kerja setiap karyawan
f.
Bagian
Pencatatan waktu kerja
Fungsi ini meliputi bidang-bidang
sebagai berikut :
1. Pengawasan
kartu presensi karyawan
2. Pengawasan
kartu jam kerja karyawan
3. Menyambangi
( Patroli ) kerja dipabrik
4. Mencocokkan
kartu presensi dengan kartu jam kerja karyawan
5. Membuat
laporan ketidak hadiran ( Absensi ) dan keterlambatan karyawan
g.
Bagian
gaji dan upah
Fungsi ini meliputi bidang-bidang
sebagai berikut :
1. Menghitung
besarnya gaji dan upah setiap karyawan
2. Menghitung
beban ( Potongan ) atas gaji dan upah
3. Membuat
amplop gaji dan menerima uang kas ( check ) dari kasir untuk dibayarkan kepada
setiap karyawan
4. Menyelenggarakan
pencatatan penghasilan karyawan
5. Membuat
distribusi biaya tenaga kerja
h.
Bagian
Akutansi Biaya
Fungsi ini meliputi bidang-bidang
sebagai berikut :
1. Memasukkan
waktu kerja dan biaya tenaga kerja kedalam laporan harga pokok produksi atau
kartu harga pokok pesanan
2. Memasukkan
biaya tenaga kerja yang merupakan elemen biaya overhead pabrik kedalam setiap
departemen
3. Membuat
jurnal peringkasan biaya
4. Membuat
laporan dan analisa biaya
B.
Penentuan
Biaya Tenaga Kerja.
a.
Karakteristik
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik
maupun mental yang merupakan sumbangsih manusia untuk menghasilkan suatu produk
dan jasa tertentu.Biaya tenaga kerja merupakan pembayaran kepada tenaga kerja
sebagai penggunaan jasa untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Biaya tenaga
kerja dalam perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi :
1. Biaya
tenaga kerja langsung : biaya tenaga yang dapat ditelusuri kepada produk yang
dihasilkan, merupakan biaya utama untuk menghasilkan produk dan jasa tertentu,
dan secara langsung diidentifikasi kepada produksi
2. Biaya
tenaga kerja tidak langsung : Seluruh biaya tenaga kerja selain biaya tenaga
kerja langsung yang berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan
produk dan jasa tertentu
b.
Pengendalian
Biaya Tenaga kerja
Bagi perusahaan pengendalian biaya
tenaga kerja memerlukan informasi yang penting, mengingat biaya tenag kerja
merupakan komponen yang cukup signifikan untuk total biaya produksi.
Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dari penempatan tenaga kerja,
perencanaan skedul produksi, penyusunan anggaran biaya tenaga kerja, waktu
penyelesaian pekerjaan dan perencanaan upah insentif.
a. Produktifitas
tenaga kerja
Produktifitas tenaga kerja merupakan
ukuran prestasi produksi dengan menggunakan tenaga kerja manusia sebagai tolok
ukur. Produktifitas merupakan jumlah produk dan jasa yang dihasilkan seorang
pekerja atau dengan kata lain sebagai efisiensi yang mengubah sumber daya
manusia menjadi suatu produk dan jasa tertentu.
b. Pengukuran
Produktifitas
Produktivitas harus dapat di ukur, dapat
di analisis, dapat di pahami dan dapat di buat laporan yang akurat. Pengukuran
produktivitas tujuannya adalah untuk menampilkan suatu indeks yang lebih akurat
guna membandingkan hasil sesungguhnya dengan standar presentasi yang di
tetapkan.
c. Tututan
mutu
Produktivitas tenaga kerja sangat besar
pengaruhnya terhadap mutu dan biaya. Yang sering di sebut sebagai biaya
tuntutan mutu, biaya ini dapat di kategorikan ke dalam :
·
Biaya pencegahan adalah biaya yang
berhubungan dengan perancangan, pengimplementasian, dan pemeliharaa sistem.
·
Biaya peningkatan mutu adalah biaya yang
di keluarkan untuk menjamin agar bahan dan produk yang dihasilkan memenuhi
standar mutu yang di inginkan.
·
Biaya kegagalan internal ini berkaitan
dengan bahan dan produk yang tidak memenuhi standart mutu yang mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan.
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN
BIAYA TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG
Pentingnya
dan kesulitan dalam memisahkan biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung harus dipisahkan dari biaya tenaga
kerja lainnya atau biaya tenaga kerja tidak langsung, dengan alasan :
1. Agar
informasi biaya yang dihasilkan dapat menunjukkan suatu biaya produk yang lebih
tepat dan mempermudah pelaksanaan pengendalian atas biaya tenaga kerja.
2. Agar
pengukuran efisiensi dari biaya tenaga kerja langsung berdasarkan kepada jumlah
unit yang selesai, sedangkan dari biaya tenaga kerja tidak langsung tidak
berhubungan banyak dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
3. Untuk
mempermudah alokasi biaya overhead pabrik sering kali dilakukan dengan
menggunakan basis biaya tenaga kerja langsung atau jumlah jam tenaga kerja
langsung. Apabila pemisahan tidak dilakukan, maka akan terjadi kesalahan dalam
alokasi biaya overhead pabrik.
a. Pencatatan
waktu hadir
Berdasarkan
cara pembayaran yang dilakukan kepada karyawan biasanya tenaga kerja dapat
dibedakan atas dua kategori tenaga kerja langsung bagi mereka yang dibayar per
hari atau berdasarkan jam kerja dan tenaga kerja yang digaji secara bulanan.
Dengan demikian pencatatan waktu hadir ini mempunyai dua tujuan :
1. Menghimpun
data yang dipakai sebagai dasar untuk membuat daftar gaji dan upah.
2. Menghimpun
data yang dipakai sebagai dasar untuk pendistribusian biaya tenaga kerja kepada
berbagai tujuan biaya, seperti pekerjaan-pekerjaan, proses departemen dan
pusat-pusat biaya.
b.
Pembuatan daftar gaji dan upah
Sistem
pembuatan daftar gaji dan upah meliputi rangkaian prosedur dalam mengumpulkan
informasi gaji dan upah yang diperlukan untuk menentukan dan menghitung
penghasilan bruto dan potongan-potongan, menyiapkan cek, dan melakukan
pembayaran.
Prosedur
dalam pembuatan daftar gaji dan upah yang dilaksanakan oleh bagian gaji dan
upah adalah sebagai berikut :
1. Menerima
data jumlah jam untuk tenaga kerja harian atau jam-jaman dan tenaga kerja yang
digaji secara bulanan.
2. Menerima
data-data perubahan dalam tarif gaji dan upah, bonus, premi, lembur, dan data
lainnya dari bagian personalia
3. Menerima
data-data mengenai perubahan dalam pemotongan gaji dan upah
4. Menghitung
gaji bruto dan gaji bersih, dan upah bruto dan upah bersih
5. Menyusun
daftar gaji dan upah yang menunjukkan nomor pokok pegawai, nama pegawai, jumlah
hari, jumlah jam kerja normal, jumlah jam kerja lembur, jumlah jam yang
dipekerjakan untuk pekerjaan dan proses, tarif gaji dan upah pegawai, jumlah
penghasilan bruto, berbagai potongan atas penghasilan bruto dan penghasilan
bersih yang harus dibayarkan kepada masing-masing pegawai.
6. Mengirimkan
daftar gaji dan upah kebagian keuangan atau bendaharawan sebagai dasar
pembayaran
c. Prosedur
Pembayaran
Bagian
keuangan atau bendaharawan meneliti daftar gaji dan upah yang diterima bagian
gaji dan upah. Berdasarkan kepada daftar gaji dan upah yang telah diperlukan
bendaharawan melakukan pembayaran gaji dan upah, membuat dan menyetujui kas
keluar ( Cash payment voucher ). Para pegawai menandatangani daftar gaji dan
upah sebagai bukti pembayaran. Pembayaran gaji dan upah kepada pegawai
diberikan dalam amplop gaji dan upah. Bukti kas keluar bersama dengan daftar
gaji dan kemudian dikirimkan kebagian akutansi biaya.
d. Distribusi
biaya
Fungsi
distribusi biaya tenaga kerja merupakan tanggung jawab dari bagian akutansi
biaya, dan sangat erat hubungannya dengan fungsi bagian upah dan gaji.
Distribusi biaya tenaga kerja harus menjamin bahwa produk, departemen, proses
atau tujuan biaya lainnya telah dibebankan dengan layak atas biaya dari jasa
tenaga kerja yang digunakan.
Berdasarkan
bukti kas keluar dan daftar gaji dan upah yang diterima dari bagian
bendaharawan, departemen akutansi biaya meneliti dan melakukan pencatatan atau
distribusi biaya tenaga kerja menurut nomor akun dari komponen yang ada dalam
daftar gaji dan upah
SISTEM UPAH INSENTIF
Sistem
upah insentif memberikan manfaat kepada kedua belah pihak yang berhubungan
dalam suatu perusahaan, untuk karyawan maupun untuk majikan. Karyawan
memperoleh manfaat dari sistem ini dengan adanya peningkatan atas penghasilan
mereka, sedangkan bagi majikan atau perusahaan pemberi kerja adalah
meningkatnya jumlah unit yang diproduksi dan biaya produk per unit akan menjadi
lebih rendah
Semua
sistem upah insentif pada dasarnya adalah variasi atau bentuk pengembangan lain
dari sistem yang paling sederhana yaitu sistem tarif per unit produk, dimana
pembayaran yang dilakukan kepada karyawan dihitung atas dasar jumlah unit yang
selesai dan standar waktu yang ditetapkan. Sistem yang laen disamping sistem
tarif per unit produk adalah sistem bonus 100 %, dan sistem bonus
kelompok.
KAREKTERISTIK
DARI SISTEM UPAH INSENTIF
Karateristik
dari sistem upah insentif adalah sebagai berikut :
1.
Sistem upah insentif harus
berdasarkan standart yang ditetapkan secara ilmiah mealui study waktu, evaluasi
tugas, dan unit aktifitas.
2.
Sistem insentif harus di mengerti
oleh para pegawai sebelum mulai bekerja atau diangkat sebagai pegawai.
3.
Seluruh tugas atau pekerjaan dari
tenaga kerja langsung harus ditentukan dengan basis insentif.
4.
Dalam menetapkan bonus harus
sematata mata mempertimbangkan, mutu produksi.
5.
Standart yang telah ditetapkan
seharusnya tidak dibah, kecuali ada perybahan, kecuali ada perubahan metode.
6.
Suatu imbalan jasa yang tinggi
harus dibayarkan untuk hasil pekerjaan yang melebihi standart.
SISTEM TARIF PER UNIT PRODUK
Sistem
ini membayar upah dengan tarif yang lebih tinggi daripada tarif dasar, apabila
hasil produksi melebihi standart yang telah ditetapkan. Namun demikian para
pekerja tetap membayar dengan tarif upah dasar, sekalipun mereka tidak
menghasilkan unit produk sama sekali. Sebagai contoh tarif standart adalah 15
unit perjam, apabila tarif upah dasar per jam dari seorang pekerja adalah Rp.
1.200,- maka tarif dasar per unit sebesar Rp. 80,-. Berdsarkan data mengenai
jumlah unit produk yang di hasilkan perjam dalam satu hari, maka dapat
disimpulkan bahwa upah per jam yang terus meningkat setelah di produksi
standart yangdicapoi, dan sebaliknya biaya tenaga kerja menurun sampai produksi
standart tercapai.
SISTEM BONUS SERATUS PERSEN
Dalam
sistem ini standar dinyatakan dalam waktu dan kuantitas atau jumlah unit
keluaran ( output ). Tarif upah standar per unit dalam bentuk uang diganti
dengan jumlah waktu standar yang diperkenankan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau unit produk. Apabila seorang pekerja menghasilkan sejumlah
produk dalam waktu standar atau kurang, maka pekerja tersebut dibayar dengan
waktu standar dikali tarif dasar per jamnya. Sebagai contoh, produksi standar
adalah 20 unit per jam ( 800 unit untuk 40 jam kerja per minggu ) dan tarif
dasar per jam untuk seorang pekerja adalah Rp. 1000. Jika pekerja tersebut
menghasilkan 600 unit, maka pekerja tersebut menghasikan 600 unit, maka pekerja
tersebut dibayar sebesar Rp. 30.000 ( 30 jam x Rp. 1.000 ). Apabila pekerja ini
menghasilkan 1.000 unit, maka akan dibayar sebanyak 50 jam ( 1.000 unit : 20
unit ) dengan tarif dasar yang telah dikalikan dengan rasio efisiensi. Dalam
hal ini rasio efisiensi adalah Rp. 1,25. Angka rasio efisiensi diperoleh dengan
cara membagi jumlah unit yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah per unit
atau kuantitas standar.
Sebagai
ilustrasi bagaimana penghasilan atau upah dari para pekerja dihitung dengan
sistem bonus 100 %, disusun dengan asumsi bahwa produksi standar adalah 20 unit
per jam.
SISTEM BONUS KELOMPOK
Seperti
halnya sistem pembayaran upah insentif lainnya, sistem bonus kelompok ini juga
bertujuan untuk mendorong produktivitas apabila berproduksi diatas jumlah
produksi standar yang telah ditetapkan. Dalam sistem ini pembayaran upah
insentif bukan berdasarkan kepada kinerja produksi dari kelompok kerja.
Dalam
kondisi seperti ini para pegawai secara bersama dalam kelompok- kelompok
tertentu dari suatu departemen produksi melaksanakan operasi mesin.
Keberhasilan seorang pekerja sangat tergantung pada pekerja-pekerja lainnya
dalam kelompok atau tim tersebut. Jumlah unit produksi dapat ditingkatkan
apabila ada kerjasama yang baik diantara anggota kelompok pekerja secara
menyeluruh. Dalam sistem bonus kelompok dalam setiap pekerja dalam tim atau
kelompok menerima pembayaran tarif per jam yang biasa berlaku untuk jumlah
produksi yang melebihi standar.
BIAYA KEGAGALAN INTERNAL
Biaya
ini berkaitan dangan bahan dan produk
yang tidak memenuhi standar mutuYang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan,
Sebelum produk yang dihasilkanke tangan konsumen atau pemakai. Dalam biaya ini
mencakup, biaya pengerjaankembali produk cacat sebelum dikrim, biaya reparasi,
biaya waktu akibatpengerjaan kembali dari produk cacat, biaya dari bahan sisa.
BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL
Biaya
ini muncul karena rendahnya mutu produk yang dihasilkan. Biaya inimencakup :
Biaya perbaikan produk yang dikembalikan, biaya penanganankeluhan pelanggan,
biaya memperbaiki citra perusahaan.
PERENCANAAN PRODUKTIVITAS
Peningkatan
produktivitas tenaga kerja tidak terjadi begitu saja tanpa direncanakan.
Tingkat produktivitas yang dikehendaki harus direncanakan dengan baik.
Perencanaan untuk memperbaiki produktivitas harus dapat diimplementasikan dan
sesuai dengan kondisi perusahaan. Selain itu, perencanaan produktivitas harus
sesuai dengan perencanaan lain yang sudah ada seperti anggaran operasi,
investasi modal, riset, dan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan produktivitas tenaga
kerja adalah kejelasan pengertiaan produktivitas, tindakan yang harus dilakukan
untuk memperbaiki produktivitas dan pihak yang bertanggung jawab terhadapnya,
komitmen manajemen, karyawan, dan manajer yang terlibat dalam perencanaan dan
implementasinya, serta pengukuran peningkatan produktivitas yang jelas.
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Perencanaan
produktivitas tenaga kerja yang baik adalah perencanaan yang dapat di
implementasikan sesuai dengan kondisi kerja perusahaan. Selain itu, perencanaan
produktivitas yang telah diimplementasikan harus memiliki tolak ukur yang jelas
sesuai dengan produktivitas harus diukur, dianalisis, dipahami, dan dilaporkan
kepada manajemen dengan tujuan produktivitas adalah untuk menyediakan informasi
bagi manajemen tentang perbandingan tersebut digunakan sebagai dasar untuk
memberikan penghargaan, hukuman, dan melakukan tindakan perbaikan.
EKONOMIS PRODUKTIVITAS
Apabila
produktivitas meningkat, laba perusahaan dan penghasilan karyawan juga akan
meningkat. Selain itu, peningkatan produktivitas memampukan masyarakat untuk
mendapatkan lebih banyak barang dan jasa dengan kualitas lebih baik karena
efisien dalam penggunaan sumber daya ekonomi. Hal ini terjadi apabila
peningkatan produktivitas tidak diikuti oleh peningkatan harga jual.
Peningkatan
produktivitas dapat juga disertai peningkatan harga jual apabila peningkatan
gaji dan upah karyawan lebih besar dari pada penurunan biaya karena
produktivitas. Peningkatan harga jual ini terjadi karena biaya per unit semakin
besar yang disebabkan oleh semakin besarnya
biaya tenaga kerja. Apabila hal ini terjadi, harga barang dan jasa akan
meningkat dipasar. Peningkatan rill gaji dan upah tersebut menjadi berkurang
atau bahkan tidak ada. Idealnya, peningkatan produktivitas harus lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan biaya tenaga kerja.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Sistem
produksi, misalnya produksi otomatis, secara teknologi sama antara jepang dan
negara barat. Namun, jepang lebih baik dalam menggunakan tenaga kerjanya
dibandingkan dengan negara barat. Hal ini terjadi karena jepang menggunakan
lebih sedikit tenaga kerja dibandingkan negara barat dalam melaksanakan
pekerjaan yang sama. Tingkat produktivitas orang jepang lebih tinggi
dibandingkan produktivitas orang barat karena karyawan jepang lebih termotivasi,
partisipatif, dan bertanggungjawab.
Manajemen
sumber daya manusia perusahaan sangat menentukan produktivitas tenaga kerja.
Manajemen sumber daya manusia yang lebih
baik dapat menghasilkan produktivitas tenaga kerja dan kualitas produk yang lebih
baik pula. Manajemen sumber daya manusia lebih baik dijepang daripada dinegara
barat karena manajemen sumber daya manusia jepang memberikan kesempatan bagi
karyawan berpartisipasi penuh secara langsung dalam pengaturan pekerjaan mereka
dan penentuan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Berikut ini karateristik
manajemen sumber daya manusia yang baik.
1.
Karyawan yang melakukan pekerjaan adalah karyawan yang
kompeten dibidangnya.
2.
Pengambilan keputusan harus terjadi pada tingkat
manajemen yang lebih rendah.
3.
Karyawan yang partisipatif yang mampu untuk
meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap tujuan perusahaan.
4.
Berbagai ide yang muncul dari karyawan harus
didengarkan.
ORGANISASI UNTUK PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA
Penentuan
biaya tenaga kerja melibatkan beberapa faktor berikut ini :
1. Sejarah pekerjaan setiap karyawan yaitu tanggal
diterima, tarif gaji dan upah, posisi awal, pendidikan dan pelatihan tambahan,
serta promosi.
2. Peraturan kenenagakerjaan dan perpajakan yang dibuat
oleh pemerintah.
3. Penetapan waktu dan biaya tenaga kerja untuk tujuan
pembandingan.
4. Sistem kompensasi untuk setiap jenis pekerjaan.
5. Jam kerja, tarif gaji dan upah, total penghasilan,
serta potongan gaji dan upah untuk setiap karyawan.
6. Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dan tidak
langsung yang ditentukan untuk setiap pekerjaan, proses, atau seksi.
7. Total biaya tenaga kerja setiap seksi pada setiap
periode penggajian.
8.
Kompilasi
penghasilan dan pengurangan dari penghasilan kumulatif untuk setiap karyawan.
BAB III
PENUTUP
2.1
Kesimpulan
1. Produktivitas
perusahaan harus terus dijaga dan ditingkatkan, agar perusahaan terus
berkembang dan dapat mendapatkan biaya yang lebih kecil sehingga mendapatkan
laba yang lebih tinggi.
2. Pemberian
insentif untuk karyawan sangatlah penting jika karyawan dapat memproduksi
barang atau jasa melebihi yang telah distandarkan hal ini untuk lebih
memotivasi karyawan agar dapat bekerja lebih baik lagi.
3. Untuk
menerapkan akuntansi biaya tenaga kerja yang baik pada sebuah perusahaan harus
didukung oleh dokumen-dokumen atau catatan-catatan pendukung yang akurat,
selain itu juga diperlukan koordinasi antar departemen agar akuntansi biaya
tenaga kerja perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik .
2.2
Saran
1. Produktivitas
harus terus dijaga dan terus dipantau agar perjalanan perusahaan dalam mencapai
kesuksesan dapat tercapai.
2. Upah
insentif sebaiknya terus diberikan ketika perusahaan mencapai kenaikan
produktivitas karena hal ini tidak terlepas dari andil besar para karyawan.
3. Departemen-departemen
yang berkepentingan dalam akuntansi biaya tenaga kerja harus saling koordinasi
dan bekerja sama dengan baik agar pencatatan hingga pembayaran upah tenaga
kerja dapat berjalan dengan lancar.
Itulah sedikit ulasan tentang makalah Akuntansi Manajemen Sistem Biaya Pesanan.
untuk lebih jelasnya bisa kalian download dengan format DOC. disini
Trimakasih wasalamualaikum Wr.Wb.
No comments:
Post a Comment