Imam Hasanuddin (Contac Person +62823 - 3132 - 0823

My photo
lumajang, lumajang/jawa timur, Indonesia
STIE WIDYAGAMA LUMAJANG

Friday 6 January 2017

akuntansi biaya -biaya tenaga kerja

TUGAS KELOMPOK III

AKUNTANSI BIAYA

 “Biaya Tenaga Kerja”

  Dr. H. Oyong Lisa, SE.MM.CMA.,AK.CA.CIBA
 





AKUNTANSI B2 


Disusun Oleh:
Ariska Putri. K.            214132208
Imam Hasanuddin       214132188



STIE WIDYA GAMA LUMAJANG

Jalan Gatot Subroto No. 04 Lumajang Telp. (0334) 881924
Website:www.stiewiga-lumajang.sch.id

2016
 



 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih menusia untuk menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu. Tenaga kerja merupakan satu elemen terpenting dalam setiap perusahaan atau entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa adanya salah satu faktor produksi ini. Oleh karena itu, keberadaan tenaga kerja sangatlah vital dalam sebuah perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Tenaga kerja perusahaan yang telah mengabdikan dirinya pada perusahaan tertentu tentunya akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau upah yang sesuai dengan kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja.
Selain berfokus pada imbalan yang akan diberikan kepada tenaga yang telah memberikan tenaganya pada perusahaan tersebut, perusahaan juga harus memperhatikan produktivitas yang ada pada perusahaan tersebut, jangan sampai manajemen perusahaan membiarkan produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal ini akan menimbulkan dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Produktivitas perusahaan yang meningkat akan meningkatkan hasil output yang dihasilkan oleh perusahaan, walaupun peningkatan tidak dalam jumlah kuantitas paling tidak kualitas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat naik.
Setelah meningkatnya produktivitas perusahaan dianggap sebuah prestasi, tenaga kerja akan menerima imbalan yang sesuai pekerjaan. Tenaga kerja akan menerima insentif dari perusahaan yang artinya juga akan meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.


1.2. Rumusan Masalah
Makalah berjudul “AKUNTANSI BIAYA : BIAYA TENAGA KERJA”, dibuat karena terkait dengan biaya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia dalam sebuah proses produksi, yaitu tenaga kerja. Berkaitan dengan judul makalah diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1.      Bagaimana cara penggolongan tenaga kerja?
1.2.2.      Haruskahkah insentif diberikan kepada tenaga kerja saat perusahaan mengalami kenaikan produktivitas?
1.2.3.      Apa Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja ?

1.3. Tujuan
Makalah berjudul “AKUNTANSI BIAYA: BIAYA TENAGA KERJA”, ini dibuat untuk mengetahui:
1.3.1.      penggolongan tenaga kerja yang sesuai.
1.3.2.      Harus atau tidaknya pemberian insentif kepada tenaga kerja saat perusahaan mengalami kenaikan produktivitas.
1.3.3.      Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja.

1.4.MANFAAT
Berdasarkan data-data diatas diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis serta pembaca makalah ini untuk mengetahui:
1.4.1.      penggolongan tenaga kerja yang sesuai.
1.4.2.      Harus atau tidaknya pemberian insentif kepada tenaga kerja saat perusahaan mengalami kenaikan produktivitas.
1.4.3.      Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja dan pengendalian.









BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN BIAYA TENAGA KERJA  DAN CARA PENGGOLONGANNYA.
Tenaga kerja adalah usaha fisik atau mental yang di keluarkan karyawan untuk mengolah produk, dan biaya tenaga kerja adalah harga yang di bebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia.
Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja :
1.      Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. Organisasi dalam perusahaan manufaktur di bagi ke dalam tiga fungsi pokok : pabrik, pemasaran dan administrasi. Dan bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja non pabrik, yang bukan merupakan unsure harga pokok produksi, yang melainkan unsure biaya usaha.  Dengan demikian biaya tenaga kerja perusahaan manufaktur di golongkan menjadi : biaya tenaga kerja produksi, biaya tenaga kerja pemasaran, dan biaya tenaga kerja administrasi dan umum.
2.      Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan. Misalnya departemen produksi suatur perusahaan kertas  terdiri dari tiga departemen : Bagian pulp, bagian kertas, dan bagian penyempurnaan. Sedangkan departemen non produksi di golongkan menjadi : biaya tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia dan lain sebagainya.
3.      Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat di golongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja di golongkan sebagai berikut: operator, mandor,dan penyelia(superintendent).
4.      Penggolongan menurut hubungannya dengan produk. Dalam hubungan produk tenaga kerja di bagi menjadi : tenaga kerja langsung dan tidak langsung.  Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat di usut secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat di usut pada produk dan upahnya pada produk tidak langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang di tentukan di muka.
Biaya tenaga kerja di bagi dalam tiga golongan :
1.      Gaji dan Upah
Yaitu jumlah gaji dan upah bruto di kurangi dengan potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan biaya asuransi hari tua. Dalam perusahaan ada berbagai macam cara perhitungan gaji dan upah karyawan , salah satu cara adalah dengan mengalihkan tarif upah dengan jam kerja karyawan.

Akuntansi biaya gaji dan upah di lakukan dalam empat tahap pencatatan :
a.       Tahap 1         :           berdasarkan kartu hadir karyawan ( baik karyawan produksi,
pemasaran maupun administrasi dan umum ) , bagian pembuatan daftar gaji dan upah kemudian membuat daftar gaji dan upah karyawan.
b.      Tahap 2         :           atas dasar daftar gaji dan upah tersebut bagian keuangan
membuat bukti kas dan cek untuk pengambilan uang dari
bank.
c.       Tahap 3         :           Setelah cek diuangkan dibank, uang gaji dan upah kemudian
dimaksudkan dalam amplop gaji dan upah kemudian dimasukkan kedalam amplop tiap karyawan.
d.      Tahap 4         :           Penyetoran pajak penghasilan (PPh) karyawan ke kas
Negara.
Insentif
Dalam hubungannya dengan gaji dan upah , perusahaan memberikan kepada karyawan agar dapat bekerja lebih baik. Ada beberapa cara pemberian insentif :
a.      Insentif satuan jam minimum ( straight piecework with a guaranteed hourly minimum plan )
Karyawan dibayar atas dasar tarif per-jam untuk menghasilkan jumlah satuan output standar. Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standart tersebut, karyawan  menerima jumlah upah tambahan sebesar jumlah kelebihan satuan output di atas standar kali tarif upah per satuan. Tarif upah persatuan di hitung dengan cara membagi standar per jam dengan satuan output standar perjam.
b.      Taylor differential piece rate plan.
Cara pemberian insentif ini adalah semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tiap potong  yang lain untuk jumlah keluaran tinggi tiap per jam
2.      Premi Lembur
Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang lembur dan premi lembur.
3.      Setup Time
Seringkali terjadi sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai produksi. Biaya –biaya yang di keluarkan untuk memulai produksi di sebut biaya pemula produksi ( set up costs). Ada tiga cara perlakuan terhadap biaya pemula produksi :
1.      Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung. Bila biaya pemula produksi dapat di identifiksasikan pada pesanan tertentu, maka biaya ini seringkali di masukkan dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung dan di bebankan langsung rekening barang dalam proses.
2.      Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Biaya pemula produksi dapat di perlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
3.      Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Biaya pemula produksi dapat di bebankan kepada pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri.
Waktu menganggur ( Idle Time )
Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan – hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan.
Biaya tenaga kerja menggambarkan kontribusi manusia, yaitu karyawan perusahaan, didalam kegiatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada didalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam : ( 1 ) Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi yang merupakan elemen biaya produksi, ( 2 ) Biaya tenaga kerja untuk fungsi pemasaran yang merupakan elemen biaya pemasaran, ( 3 ) Biaya tenaga kerja untuk fungsi administrasi dan umum yang merupakan elemen biaya administrasi dan umum.
Didalam hal ini akan membahas biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi yang merupakan elemen biaya produksi yang meliputi ( 1 ) Pengawasan biaya tenaga kerja ( 2 ) Penentuan besarnya biaya tenaga kerja.
A.    Pengawasan Biaya Tenaga Kerja
Didalam perusahaan manufaktur, umumnya biaya tenaga kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga amat penting dan perlu mengadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja. Tujuan utama pengawasan biaya tenaga kerja bagi manajemen yaitu supaya dicapai efisiensi tenaga kerja.
1.      Perencanaan dan Analisa Biaya Tenaga Kerja.
Tahapan di dalam perencanaan produksi meliputi aktivitas sebagai berikut :
a.       Product engineering ( pengembangan produk )
Berfungsi membuat kreasi produk baru atau perbaikan rancangan ( design ) atau bentuk produk yang sudah ada, dengan tujuan agar dapat menaikkan potensi penjualan produk perusahaan.
b.      Process engineering ( Teknik Produksi )
Berfungsi agar mengatur mesin dan peralatan dalam keadaan baik, dan mengatur aliran produk serta pekerjaan yang dapat menekan jumlah tenaga kerja.
c.       Perencanaan, rute dan schedule ( jadwal ) produksi .
Process engineering tidak mungkin dapat menekan biaya apabila terjadi kekacauan rute dan schedule produksi atau terjadi waktu yang menganggur ( idle time ).
2.      Pembagian Tugas Fungsional di dalam Organisasi yang berhubungan dengan tenaga kerja beserta tugas-tugas fungsional setiap bagian.
a.      Bagian Personalia
Fungsi ini meliputi bidang – bidang sebagai berikut :
1.       Hubungan Perburuhan
2.      Pelayanan tenaga kerja
3.       Pendidikan dan latihan tenaga kerja
4.       Keamanan dan keselamatan tenaga kerja
5.      Rekreasi bagi tenaga kerja
6.      Employment, yang meliputi pencarian, interview dan seleksi, pengangkatan dan penempatan, promosi, pemindahan, demosi, pemberhentian,penentuan tarif gaji dan upah, cuti dari tenaga kerja dan sebagainya.
b.      Bagian Kesehatan ( Poliklinik )
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.      Pemeriksaan kesehatan karyawan
2.      Pertolongan pertama pada kecelakaan ( PPPK )
3.      Penyelenggaraan pengobatan
4.      Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
c.       Bagian Peneliti Gerak dan waktu
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.      Penelitian metode kerja
2.      Menetapkan standar produksi
3.       Menetapkan gaji dan upah per satuan
d.      Bagian Perencanaan Produksi
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.      Menyusun schedule kerja
2.      Mengeluarkan perintah kerja pada bagian produksi
3.      Mengeluarkan bon permintaan bahan atau daftar bahan untuk meminta bahan ke gudang yang akan dipakai didalam memproses produk
4.      Mengeluarkan kartu jam kerja karyawan
5.      Memeriksa penyebab kelambatan dan kemacetan kerja
e.       Bagian Produksi
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.      Membagi pekerja kedalam departemen atau pekerjan untuk melaksanakan kegiatan produksi
2.      Bertanggung jawab atas pengisian waktu hadir pekerja
3.      Mengisi jam kerja setiap karyawan
f.       Bagian Pencatatan waktu kerja
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.      Pengawasan kartu presensi karyawan
2.      Pengawasan kartu jam kerja karyawan
3.      Menyambangi ( Patroli ) kerja dipabrik
4.      Mencocokkan kartu presensi dengan kartu jam kerja karyawan
5.      Membuat laporan ketidak hadiran ( Absensi ) dan keterlambatan karyawan
g.      Bagian gaji dan upah
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.      Menghitung besarnya gaji dan upah setiap karyawan
2.      Menghitung beban ( Potongan ) atas gaji dan upah
3.      Membuat amplop gaji dan menerima uang kas ( check ) dari kasir untuk dibayarkan kepada setiap karyawan
4.      Menyelenggarakan pencatatan penghasilan karyawan
5.      Membuat distribusi biaya tenaga kerja

h.      Bagian Akutansi Biaya
Fungsi ini meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.      Memasukkan waktu kerja dan biaya tenaga kerja kedalam laporan harga pokok produksi atau kartu harga pokok pesanan
2.      Memasukkan biaya tenaga kerja yang merupakan elemen biaya overhead pabrik kedalam setiap departemen
3.      Membuat jurnal peringkasan biaya
4.      Membuat laporan dan analisa biaya

B.     Penentuan Biaya Tenaga Kerja.
a.      Karakteristik Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih manusia untuk menghasilkan suatu produk dan jasa tertentu.Biaya tenaga kerja merupakan pembayaran kepada tenaga kerja sebagai penggunaan jasa untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi :
1.      Biaya tenaga kerja langsung : biaya tenaga yang dapat ditelusuri kepada produk yang dihasilkan, merupakan biaya utama untuk menghasilkan produk dan jasa tertentu, dan secara langsung diidentifikasi kepada produksi
2.      Biaya tenaga kerja tidak langsung : Seluruh biaya tenaga kerja selain biaya tenaga kerja langsung yang berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan produk dan jasa tertentu

b.      Pengendalian Biaya Tenaga kerja
Bagi perusahaan pengendalian biaya tenaga kerja memerlukan informasi yang penting, mengingat biaya tenag kerja merupakan komponen yang cukup signifikan untuk total biaya produksi. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dari penempatan tenaga kerja, perencanaan skedul produksi, penyusunan anggaran biaya tenaga kerja, waktu penyelesaian pekerjaan dan perencanaan upah insentif.
a.       Produktifitas tenaga kerja
Produktifitas tenaga kerja merupakan ukuran prestasi produksi dengan menggunakan tenaga kerja manusia sebagai tolok ukur. Produktifitas merupakan jumlah produk dan jasa yang dihasilkan seorang pekerja atau dengan kata lain sebagai efisiensi yang mengubah sumber daya manusia menjadi suatu produk dan jasa tertentu.
b.      Pengukuran Produktifitas
Produktivitas harus dapat di ukur, dapat di analisis, dapat di pahami dan dapat di buat laporan yang akurat. Pengukuran produktivitas tujuannya adalah untuk menampilkan suatu indeks yang lebih akurat guna membandingkan hasil sesungguhnya dengan standar presentasi yang di tetapkan.
c.       Tututan mutu
Produktivitas tenaga kerja sangat besar pengaruhnya terhadap mutu dan biaya. Yang sering di sebut sebagai biaya tuntutan mutu, biaya ini dapat di kategorikan ke dalam :
·         Biaya pencegahan adalah biaya yang berhubungan dengan perancangan, pengimplementasian, dan pemeliharaa sistem.
·         Biaya peningkatan mutu adalah biaya yang di keluarkan untuk menjamin agar bahan dan produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang di inginkan.
·         Biaya kegagalan internal ini berkaitan dengan bahan dan produk yang tidak memenuhi standart mutu yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.


















BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG

Pentingnya dan kesulitan dalam memisahkan biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung harus dipisahkan dari biaya tenaga kerja lainnya atau biaya tenaga kerja tidak langsung, dengan alasan :
1.      Agar informasi biaya yang dihasilkan dapat menunjukkan suatu biaya produk yang lebih tepat dan mempermudah pelaksanaan pengendalian atas biaya tenaga kerja.
2.      Agar pengukuran efisiensi dari biaya tenaga kerja langsung berdasarkan kepada jumlah unit yang selesai, sedangkan dari biaya tenaga kerja tidak langsung tidak berhubungan banyak dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
3.      Untuk mempermudah alokasi biaya overhead pabrik sering kali dilakukan dengan menggunakan basis biaya tenaga kerja langsung atau jumlah jam tenaga kerja langsung. Apabila pemisahan tidak dilakukan, maka akan terjadi kesalahan dalam alokasi biaya overhead pabrik.
a.       Pencatatan waktu hadir
Berdasarkan cara pembayaran yang dilakukan kepada karyawan biasanya tenaga kerja dapat dibedakan atas dua kategori tenaga kerja langsung bagi mereka yang dibayar per hari atau berdasarkan jam kerja dan tenaga kerja yang digaji secara bulanan. Dengan demikian pencatatan waktu hadir ini mempunyai dua tujuan :
1.      Menghimpun data yang dipakai sebagai dasar untuk membuat daftar gaji dan upah.
2.      Menghimpun data yang dipakai sebagai dasar untuk pendistribusian biaya tenaga kerja kepada berbagai tujuan biaya, seperti pekerjaan-pekerjaan, proses departemen dan pusat-pusat biaya.
b.      Pembuatan daftar gaji dan upah
Sistem pembuatan daftar gaji dan upah meliputi rangkaian prosedur dalam mengumpulkan informasi gaji dan upah yang diperlukan untuk menentukan dan menghitung penghasilan bruto dan potongan-potongan, menyiapkan cek, dan melakukan pembayaran.
Prosedur dalam pembuatan daftar gaji dan upah yang dilaksanakan oleh bagian gaji dan upah adalah sebagai berikut :
1.      Menerima data jumlah jam untuk tenaga kerja harian atau jam-jaman dan tenaga kerja yang digaji secara bulanan.
2.      Menerima data-data perubahan dalam tarif gaji dan upah, bonus, premi, lembur, dan data lainnya dari bagian personalia
3.      Menerima data-data mengenai perubahan dalam pemotongan gaji dan upah
4.      Menghitung gaji bruto dan gaji bersih, dan upah bruto dan upah bersih
5.      Menyusun daftar gaji dan upah yang menunjukkan nomor pokok pegawai, nama pegawai, jumlah hari, jumlah jam kerja normal, jumlah jam kerja lembur, jumlah jam yang dipekerjakan untuk pekerjaan dan proses, tarif gaji dan upah pegawai, jumlah penghasilan bruto, berbagai potongan atas penghasilan bruto dan penghasilan bersih yang harus dibayarkan kepada masing-masing pegawai.
6.      Mengirimkan daftar gaji dan upah kebagian keuangan atau bendaharawan sebagai dasar pembayaran
c.       Prosedur Pembayaran
Bagian keuangan atau bendaharawan meneliti daftar gaji dan upah yang diterima bagian gaji dan upah. Berdasarkan kepada daftar gaji dan upah yang telah diperlukan bendaharawan melakukan pembayaran gaji dan upah, membuat dan menyetujui kas keluar ( Cash payment voucher ). Para pegawai menandatangani daftar gaji dan upah sebagai bukti pembayaran. Pembayaran gaji dan upah kepada pegawai diberikan dalam amplop gaji dan upah. Bukti kas keluar bersama dengan daftar gaji dan kemudian dikirimkan kebagian akutansi biaya.
d.      Distribusi biaya
Fungsi distribusi biaya tenaga kerja merupakan tanggung jawab dari bagian akutansi biaya, dan sangat erat hubungannya dengan fungsi bagian upah dan gaji. Distribusi biaya tenaga kerja harus menjamin bahwa produk, departemen, proses atau tujuan biaya lainnya telah dibebankan dengan layak atas biaya dari jasa tenaga kerja yang digunakan.
Berdasarkan bukti kas keluar dan daftar gaji dan upah yang diterima dari bagian bendaharawan, departemen akutansi biaya meneliti dan melakukan pencatatan atau distribusi biaya tenaga kerja menurut nomor akun dari komponen yang ada dalam daftar gaji dan upah




SISTEM UPAH INSENTIF
Sistem upah insentif memberikan manfaat kepada kedua belah pihak yang berhubungan dalam suatu perusahaan, untuk karyawan maupun untuk majikan. Karyawan memperoleh manfaat dari sistem ini dengan adanya peningkatan atas penghasilan mereka, sedangkan bagi majikan atau perusahaan pemberi kerja adalah meningkatnya jumlah unit yang diproduksi dan biaya produk per unit akan menjadi lebih rendah
Semua sistem upah insentif pada dasarnya adalah variasi atau bentuk pengembangan lain dari sistem yang paling sederhana yaitu sistem tarif per unit produk, dimana pembayaran yang dilakukan kepada karyawan dihitung atas dasar jumlah unit yang selesai dan standar waktu yang ditetapkan. Sistem yang laen disamping sistem tarif per unit produk adalah sistem bonus 100 %, dan sistem bonus kelompok. 
KAREKTERISTIK DARI SISTEM UPAH INSENTIF
Karateristik dari sistem upah insentif adalah sebagai berikut :
1.      Sistem upah insentif harus berdasarkan standart yang ditetapkan secara ilmiah mealui study waktu, evaluasi tugas, dan unit aktifitas.
2.      Sistem insentif harus di mengerti oleh para pegawai sebelum mulai bekerja atau diangkat sebagai pegawai.
3.      Seluruh tugas atau pekerjaan dari tenaga kerja langsung harus ditentukan dengan basis insentif.
4.      Dalam menetapkan bonus harus sematata mata mempertimbangkan, mutu produksi.
5.      Standart yang telah ditetapkan seharusnya tidak dibah, kecuali ada perybahan, kecuali ada perubahan metode.
6.      Suatu imbalan jasa yang tinggi harus dibayarkan untuk hasil pekerjaan yang melebihi standart.

SISTEM TARIF PER UNIT PRODUK
Sistem ini membayar upah dengan tarif yang lebih tinggi daripada tarif dasar, apabila hasil produksi melebihi standart yang telah ditetapkan. Namun demikian para pekerja tetap membayar dengan tarif upah dasar, sekalipun mereka tidak menghasilkan unit produk sama sekali. Sebagai contoh tarif standart adalah 15 unit perjam, apabila tarif upah dasar per jam dari seorang pekerja adalah Rp. 1.200,- maka tarif dasar per unit sebesar Rp. 80,-. Berdsarkan data mengenai jumlah unit produk yang di hasilkan perjam dalam satu hari, maka dapat disimpulkan bahwa upah per jam yang terus meningkat setelah di produksi standart yangdicapoi, dan sebaliknya biaya tenaga kerja menurun sampai produksi standart tercapai.

SISTEM BONUS SERATUS PERSEN
Dalam sistem ini standar dinyatakan dalam waktu dan kuantitas atau jumlah unit keluaran ( output ). Tarif upah standar per unit dalam bentuk uang diganti dengan jumlah waktu standar yang diperkenankan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau unit produk. Apabila seorang pekerja menghasilkan sejumlah produk dalam waktu standar atau kurang, maka pekerja tersebut dibayar dengan waktu standar dikali tarif dasar per jamnya. Sebagai contoh, produksi standar adalah 20 unit per jam ( 800 unit untuk 40 jam kerja per minggu ) dan tarif dasar per jam untuk seorang pekerja adalah Rp. 1000. Jika pekerja tersebut menghasilkan 600 unit, maka pekerja tersebut menghasikan 600 unit, maka pekerja tersebut dibayar sebesar Rp. 30.000 ( 30 jam x Rp. 1.000 ). Apabila pekerja ini menghasilkan 1.000 unit, maka akan dibayar sebanyak 50 jam ( 1.000 unit : 20 unit ) dengan tarif dasar yang telah dikalikan dengan rasio efisiensi. Dalam hal ini rasio efisiensi adalah Rp. 1,25. Angka rasio efisiensi diperoleh dengan cara membagi jumlah unit yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah per unit atau kuantitas standar.
Sebagai ilustrasi bagaimana penghasilan atau upah dari para pekerja dihitung dengan sistem bonus 100 %, disusun dengan asumsi bahwa produksi standar adalah 20 unit per jam.

SISTEM BONUS KELOMPOK
Seperti halnya sistem pembayaran upah insentif lainnya, sistem bonus kelompok ini juga bertujuan untuk mendorong produktivitas apabila berproduksi diatas jumlah produksi standar yang telah ditetapkan. Dalam sistem ini pembayaran upah insentif bukan berdasarkan kepada kinerja produksi dari kelompok kerja.
Dalam kondisi seperti ini para pegawai secara bersama dalam kelompok- kelompok tertentu dari suatu departemen produksi melaksanakan operasi mesin. Keberhasilan seorang pekerja sangat tergantung pada pekerja-pekerja lainnya dalam kelompok atau tim tersebut. Jumlah unit produksi dapat ditingkatkan apabila ada kerjasama yang baik diantara anggota kelompok pekerja secara menyeluruh. Dalam sistem bonus kelompok dalam setiap pekerja dalam tim atau kelompok menerima pembayaran tarif per jam yang biasa berlaku untuk jumlah produksi yang melebihi standar.

BIAYA KEGAGALAN INTERNAL
Biaya ini berkaitan dangan  bahan dan produk yang tidak memenuhi standar mutuYang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, Sebelum produk yang dihasilkanke tangan konsumen atau pemakai. Dalam biaya ini mencakup, biaya pengerjaankembali produk cacat sebelum dikrim, biaya reparasi, biaya waktu akibatpengerjaan kembali dari produk cacat, biaya dari bahan sisa.

BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL
Biaya ini muncul karena rendahnya mutu produk yang dihasilkan. Biaya inimencakup : Biaya perbaikan produk yang dikembalikan, biaya penanganankeluhan pelanggan, biaya memperbaiki citra perusahaan.

PERENCANAAN PRODUKTIVITAS
Peningkatan produktivitas tenaga kerja tidak terjadi begitu saja tanpa direncanakan. Tingkat produktivitas yang dikehendaki harus direncanakan dengan baik. Perencanaan untuk memperbaiki produktivitas harus dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Selain itu, perencanaan produktivitas harus sesuai dengan perencanaan lain yang sudah ada seperti anggaran operasi, investasi modal, riset, dan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan produktivitas tenaga kerja adalah kejelasan pengertiaan produktivitas, tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki produktivitas dan pihak yang bertanggung jawab terhadapnya, komitmen manajemen, karyawan, dan manajer yang terlibat dalam perencanaan dan implementasinya, serta pengukuran peningkatan produktivitas yang jelas.

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Perencanaan produktivitas tenaga kerja yang baik adalah perencanaan yang dapat di implementasikan sesuai dengan kondisi kerja perusahaan. Selain itu, perencanaan produktivitas yang telah diimplementasikan harus memiliki tolak ukur yang jelas sesuai dengan produktivitas harus diukur, dianalisis, dipahami, dan dilaporkan kepada manajemen dengan tujuan produktivitas adalah untuk menyediakan informasi bagi manajemen tentang perbandingan tersebut digunakan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan, hukuman, dan melakukan tindakan perbaikan.

EKONOMIS PRODUKTIVITAS
Apabila produktivitas meningkat, laba perusahaan dan penghasilan karyawan juga akan meningkat. Selain itu, peningkatan produktivitas memampukan masyarakat untuk mendapatkan lebih banyak barang dan jasa dengan kualitas lebih baik karena efisien dalam penggunaan sumber daya ekonomi. Hal ini terjadi apabila peningkatan produktivitas tidak diikuti oleh peningkatan harga jual.
Peningkatan produktivitas dapat juga disertai peningkatan harga jual apabila peningkatan gaji dan upah karyawan lebih besar dari pada penurunan biaya karena produktivitas. Peningkatan harga jual ini terjadi karena biaya per unit semakin besar yang disebabkan oleh semakin besarnya  biaya tenaga kerja. Apabila hal ini terjadi, harga barang dan jasa akan meningkat dipasar. Peningkatan rill gaji dan upah tersebut menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Idealnya, peningkatan produktivitas harus lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya tenaga kerja.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Sistem produksi, misalnya produksi otomatis, secara teknologi sama antara jepang dan negara barat. Namun, jepang lebih baik dalam menggunakan tenaga kerjanya dibandingkan dengan negara barat. Hal ini terjadi karena jepang menggunakan lebih sedikit tenaga kerja dibandingkan negara barat dalam melaksanakan pekerjaan yang sama. Tingkat produktivitas orang jepang lebih tinggi dibandingkan produktivitas orang barat karena karyawan jepang lebih termotivasi, partisipatif, dan bertanggungjawab.
Manajemen sumber daya manusia perusahaan sangat menentukan produktivitas tenaga kerja. Manajemen  sumber daya manusia yang lebih baik dapat menghasilkan produktivitas tenaga kerja dan kualitas produk yang lebih baik pula. Manajemen sumber daya manusia lebih baik dijepang daripada dinegara barat karena manajemen sumber daya manusia jepang memberikan kesempatan bagi karyawan berpartisipasi penuh secara langsung dalam pengaturan pekerjaan mereka dan penentuan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Berikut ini karateristik manajemen sumber daya manusia yang baik.
1.      Karyawan yang melakukan pekerjaan adalah karyawan yang kompeten dibidangnya.
2.      Pengambilan keputusan harus terjadi pada tingkat manajemen yang lebih rendah.
3.      Karyawan yang partisipatif yang mampu untuk meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap tujuan perusahaan.
4.      Berbagai ide yang muncul dari karyawan harus didengarkan.
ORGANISASI UNTUK PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA
Penentuan biaya tenaga kerja melibatkan beberapa faktor berikut ini :
1.      Sejarah pekerjaan setiap karyawan yaitu tanggal diterima, tarif gaji dan upah, posisi awal, pendidikan dan pelatihan tambahan, serta promosi.
2.      Peraturan kenenagakerjaan dan perpajakan yang dibuat oleh pemerintah.
3.      Penetapan waktu dan biaya tenaga kerja untuk tujuan pembandingan.
4.      Sistem kompensasi untuk setiap jenis pekerjaan.
5.      Jam kerja, tarif gaji dan upah, total penghasilan, serta potongan gaji dan upah untuk setiap karyawan.
6.      Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang ditentukan untuk setiap pekerjaan, proses, atau seksi.
7.      Total biaya tenaga kerja setiap seksi pada setiap periode penggajian.
8.       Kompilasi penghasilan dan pengurangan dari penghasilan kumulatif untuk setiap karyawan.




BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
1.      Produktivitas perusahaan harus terus dijaga dan ditingkatkan, agar perusahaan terus berkembang dan dapat mendapatkan biaya yang lebih kecil sehingga mendapatkan laba yang lebih tinggi.
2.      Pemberian insentif untuk karyawan sangatlah penting jika karyawan dapat memproduksi barang atau jasa melebihi yang telah distandarkan hal ini untuk lebih memotivasi karyawan agar dapat bekerja lebih baik lagi.
3.      Untuk menerapkan akuntansi biaya tenaga kerja yang baik pada sebuah perusahaan harus didukung oleh dokumen-dokumen atau catatan-catatan pendukung yang akurat, selain itu juga diperlukan koordinasi antar departemen agar akuntansi biaya tenaga kerja perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik .
2.2 Saran
1.      Produktivitas harus terus dijaga dan terus dipantau agar perjalanan perusahaan dalam mencapai kesuksesan dapat tercapai.
2.      Upah insentif sebaiknya terus diberikan ketika perusahaan mencapai kenaikan produktivitas karena hal ini tidak terlepas dari andil besar para karyawan.
3.      Departemen-departemen yang berkepentingan dalam akuntansi biaya tenaga kerja harus saling koordinasi dan bekerja sama dengan baik agar pencatatan hingga pembayaran upah tenaga kerja dapat berjalan dengan lancar.         




Itulah sedikit ulasan tentang makalah  Akuntansi Manajemen Sistem Biaya Pesanan.
untuk lebih jelasnya bisa kalian download dengan format DOC. disini
Trimakasih wasalamualaikum Wr.Wb.

No comments:

Post a Comment