TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Beberapa
teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sector publik :
1) Akuntansi Anggaran
2) Akuntansi Komitmen
3) Akuntansi Dana
4) Akuntansi Kas
Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitemen
berbeda satu dengan lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan
dan biaya. Dalam hal pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah
yang mempengaruhi pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim dan faktur
dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur dibayar.
1.
Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang
menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah actual dan dicatat secara
berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang
banyak digunakan organisasi sector publik, khususnya pemerintahan, yang
mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan
anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang sesuai
kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun tersebut didebit
kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum
dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik
dan kontinu jumlah anggaran dan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini
adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian
dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat varians (selisih). Namun akuntansi
anggaran lebih menekankan pada bemtuk dari akun-akun keuangan bukan isi
(content) dari akun itu sendiri.
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa
teknik ini sangat kompleks. Akan lebih mudah dan lebih komprhensif apabila akun
– akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.
2.
Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen adalah system akuntansi yang mengakui
transaksi dan mencatatnya pada saat order dikelurkan. Sistem akuntansi akrual
mengakui biaya pada saat faktur diterima dan mengakui pendapatan pada saat
faktur dikeliurkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama – sama dengan
akuntansi kas atau akuntansi akrual. Akuntansi komitmen terkadang hanya menjadi
subsistem dari system akuntansi utama yang dipakai organisasi. Akuntansi
komitmen mengakui transaksi ketika organisasi melakukan transaksi tersebut. Hal
ini berarti transaksi tidak diakui ketika kas telah dibayarkan atau diterima,
tidak juga ketika faktur diterima atau dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang
lebih awal, yaitu ketika order dikeluarkan atau diterima.
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian
anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa
besar anggaran yang telah dilaksanakan atau dikeluarkan jika dihitung
berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yang
diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran
(overcommit). Tentu saja manajer yang teliti akan tahu bahwa akun – akun tidak
memasukkan order yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima dan oleh
karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan pemborosan
anggaran (over commit the budget).
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan.
Order yang diterima yang terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum
faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki pengendalian
terhadap anggaran, namun terdapat masalah dalam pengadopsian system tersebut ke
dalam akun – akun keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang
dikeluarkan. Pada umunya tidak ada kewajiban hokum (legal liability) untuk
patuh terhadap order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah
dibatalkan.
3.
Akuntansi Dana (Fund Accounting)
3.1 Pengertian Akuntansi Dana
Pada organisasi sector publik masalah utama yang dihadapi
adalah pencarian sumber dana dan alokasi dana. Penggunaan dana dan peran
anggaran sangat penting dalam organisasi sector publik. Dalam tahap awal
perkembangan akuntansi dana, pengertian “dana” dimaknai sebagai dana kas (cash
fund). Tiap – tiap dana tersebut harus ditempatkan pada laci (cash drawer)
secara terpisah; beberapa tagihan harus diambilkan dari satu laci dan tagihan
lainnya diambil dari laci lainnya. Namun saat ini “ dana” dimaknai sebagai
entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya
nonkas dan utang diperhitungkan didalamnya.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter
(1947) untuk tujuan organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara
perusahaan pribadi dengan perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut adalah, pertama perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang
menguntungkan bila dibandingkan dengan perusahaan yang dimiliki publik
(perseroan terbatas). Kedua, adanya kesalahan dalam memahami makna entitas.
Berdasarkan kedua hal tersebut Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus diperlakukan
sebagai dana (fund) dan organisasi dilihat sebagai satu rangkaian dana (series
of fund), maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan
(konsolidasi) dari laporan keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.
Pengertian dana berdasarkan GASB (1999 par.208) adalah:
“A fiscal and accounting entity with a self balancing set of
accounts recording cash and other financial resources, together with all
related liabilities ang residual equitities or balances, and change therein,
which are segregated for the purposes of carrying on specific activities or
attaining ceratin objectives in accordance with special regulations,
restrictions, and limitations.”
3.2 Persamaan Akuntansi Dana
Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi sebagai
berikut
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan
akuntansi yang kita kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam
perusahaan komersial yang berupa
AKTIVA = KEWAJIBAN = EKUITAS
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana
dan ekuitas. Di perusahaan, selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang
menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya.
Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukan
adanya kepemilikan siapapun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam
suatu organisasi sektor publik.
3.3 Basis Akuntansi dan Fokus
Pengukuran
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan
fokus pengukuran (measurement focus). Basis akuntansi menentukan kapan
transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi mengadopsi
basis akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak
ekonomi yang substantif. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui
hanya kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau
dibayarkan.
Fokus pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa
yang akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang
diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan
fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain. Contoh, kalau basis kas yang dipilih,
maka fokus pengukurannnya juga atas kas saja, sehingga implikasinya hanya
kativa lancar kas yang dilaporkan dalam neraca. Perubahan dalam aktiva tetap
dan kewajiban jangka panjang tidak diakui. Misalkan sebuah organisasi membeli
kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis kas
dengan fokus pengukuran sumber daya jangka pendek adalah:
Belanja
Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
Dengan cara tersebut, pemerintah tidak akan melaporkan
kendaraan sebagai aktiva di neracanya. Pemerintah akan mencatat baik kenaikan
maupun penurunan kas di Laporan Pendapatan dan Belanja Dana (Fund’s Statement
or Revenues and Expenditure) atau laporan yang sebanding yang menjelaskan
perubahan dalam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan dibebankan seluruhnya
pada waktu dibeli, yang nantinya akan ditutup ke ekuitas dana (fund balance).
Jika suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti
diharuskan untuk perusahaan, maka fokus pengukurannya biasanya meliputi semua
sumber daya ekonomi dan neracanya akan melaporkan semua aktiva dan kewajiban,
baik lancar maupun tidak lancar. Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan
kewajiban jangka panjang diakui sebagai pendapatan atau beban. Misalnya sebuah
organisasi membeli kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau
menggunakan basis akrual penuh adalah:
Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
Di banyak lingkungan pemerintahan, basis akuntansi dan fokus
pengukuran menjadi permasalahan tersendiri muncul karena banyak entitas
pemerintahan yang menggunakan anggaran dengan berbasis kas sehingga dibutuhkan
data realisasi anggaran yang berbasis kas pula. Dalam konteks tersebut,
dikembangkanlah basis akuntansi berupa basis kas yang akan menghasilkan
informasi yang bersifat jangka pendek. Permasalahan muncul karena entitas
tersebut juga dituntut untuk menyusun neraca yang juga menyajikan informasi
yang bersifat jangka panjang (aktiva tetap dan utang jangka panjang). Dengan
kata lain, dalam lingkungan pemerintahan seperti itu, ada tuntutan untuk
menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran jangka panjang. Dari sinilah
berkembang basis akuntansi yang disebut dengan basis kas yang dimodifikasi
(cash modified basis).
Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi
pembelian kendaraan senilai Rp 200 juta akan dicatat dalam dua kali
penjurnalan, yaitu:
· Belanja
Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
· Kendaraan
200.000.000
Ekuitas
Dana
200.000.000
Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntutan fokus
pengukuran jangka panjang.
Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan
kewajiban jangka panjang di neraca dananya, entitas tersebut harus melakukan
kontrol akuntansi atas aktiva dan kewajiban tersebut. Manajemen dan konstituen
lain mungkin ingin tahu dengan semua sumber daya dan kewajiban entitas tersebut
dan tidak hanya ingin tahu atas aktiva dan kewajiban yang ada di neraca saja.
Oleh karena itu, entitas wajib membuat catatan akuntansi atas semua aktiva dan
kewajiban serta memasukkan dalam laporan keuangan suatu skedul yang tidak hanya
menyatakan mengenai aktiva dan kewajiban tersebut namun juga menunjukkan
perubahannya dalam tahun tersebut.
4.
Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas
diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis
adalah mencerminkan pengeluaran yang actual, riil dan obyectif. Namun demikian
GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan
efektifitas suatu kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat diukur dengan
baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal tersebut
kebanyakan system akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja, akan tetapi juga
aktiva dan hutang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian,
koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu,
obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang
dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo
yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal ini dapat menyebabkan
pemborosan anggaran (unwise expenditure atau overspending).
5.
Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi
kas. Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lebih dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan untuk
pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik. Basis akrual diterapkan agak
berbeda antar Proprietary fund (full accrual) dengan Governmental fund
(modified accrual) karena biaya (expenses) diukur dalam Proprietary fund,
sedangkan expenditure difokuskan pada general fund. Expense adalah sumber daya yang
dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang
dikeluarkan atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena Governmental
fund tidak memiliki catatan modal dan utang (dicatat/dikategorikan dalam aktiva
tetap dan utang jangka panjang), expenditure yang diukur bukan expense.
Pada Governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual
basis. Expenditure di accrued, tetapi revenue dicatat berdasarkan kas basis,
yaitu pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN,PPh dan
fee (retribusi)dihitung pada saat diterima kasnya. Salah satu pengecualian
adalah property tax (PBB) yang di accrued karena jumlahnya dapat diestimasi
secara lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sector publik
pada dasarnya adalah untuk menentukan cost of services dan charging for
services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan
kepada publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam
sector swasta yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya
terhadap pendapatan (proper matching cost against revenue). Perbedaan ini
disebabkan karena pada sector swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha
untuk memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam sector publik
orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public service
oriented).
Siklus Pencatatan Sektor Publik
Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan
keuangan organisasi suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi
menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, bersumber
dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus akuntansi mulai dari
penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan
penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada
akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi
pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir
periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan
dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan
selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan
di akhir periode.
Proses Pencatatan Siklus Akuntansi
Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur
kegiatan akuntansi dalam suatu periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama
sampai dengan penyusunan laporan keuangan dan penutupan pembukuan secara
keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi periode selanjutnya. Alur
proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi
Sumber : Bastian: 2006:214
Urutan
perancangan komponen siklus akuntansi meliputi:
Urutan
siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan
perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu
diklasifikasikan, diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Mulai
dari kegiatan pencatatan sampai dengan penyajian disebut proses akuntansi yang
terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:
Pencatatan danPenggolonganBukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal.
Transaksi-transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal
khusus.Peringkasan/
pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam
rekening-rekening buku besar.Penyajian/
PelaporanData akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku
besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan
surplus defisit, laporan arus kas dan laporan perubahan
ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan biasanya
dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
Proses
akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal
setiap terjadi transaksi secara kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan
ke dalam buku pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode
tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke akun-akun dalam buku besar.
Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan keuangan. Sistem
akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan laporan
keuangan, seperti:
- Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
- Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya (kronologis), dan sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila suatu transaksi yang sama sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat suatu jenis transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/siklus-akuntansi-sektor-publik/
No comments:
Post a Comment